Tangerang, lensafokus.id - Sebuah polemik mencuat di SMAN 8 Kabupaten Tangerang terkait rencana penyelenggaraan acara perpisahan siswa kelas XII yang tergolong mewah. Acara yang dijadwalkan berlangsung di Ballroom Istana Nelayan, Jatiuwung, Kota Tangerang, pada 5 Mei 2025 mendatang ini menuai sorotan tajam lantaran diduga bertentangan dengan Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Nomor 900.1.7.1/6345/Dindikbud/2025.
Surat edaran tersebut secara eksplisit melarang sekolah tingkat SMA, SMK, dan SKh di seluruh Provinsi Banten untuk melaksanakan kegiatan karyawisata (study tour) dan outing class ke luar wilayah Banten. Larangan ini ditujukan kepada para pengawas sekolah serta kepala sekolah. Lebih lanjut, poin kedua dalam surat edaran tersebut menekankan pentingnya mengoptimalkan destinasi wisata yang ada di Provinsi Banten sebagai sarana edukasi yang relevan bagi para siswa.
Aturan dari dinas pendidikan ini memberikan batasan yang jelas terkait pelaksanaan acara perpisahan sekolah. Umumnya, dinas pendidikan dapat melarang kegiatan perpisahan jika terbukti melanggar ketentuan yang berlaku, seperti penyelenggaraan acara di luar lingkungan sekolah atau menggelar acara dengan kemewahan yang berlebihan. Kendati demikian, acara perpisahan tetap diperbolehkan dengan konsep yang sederhana, mengedepankan nilai kebersamaan dan kekeluargaan antar siswa, guru, dan orang tua.
Informasi dari berbagai sumber menyebutkan bahwa acara perpisahan yang direncanakan ini akan dihadiri oleh para siswa, guru, serta orang tua wali murid. Namun, rencana ini seketika memicu kontroversi di kalangan orang tua dan pemerhati pendidikan. Biaya yang dibebankan kepada setiap siswa untuk mengikuti acara ini mencapai Rp 650.000. Meskipun Sumanta mengklaim bahwa partisipasi siswa dalam acara ini tidak bersifat paksaan, besarnya biaya tersebut tetap menjadi pertanyaan dan sorotan, terutama dalam konteks larangan acara mewah dari dinas pendidikan.
Ironisnya, Wakil Kepala Sekolah SMAN 8 Kabupaten Tangerang, Sumanta, yang juga bertindak sebagai panitia acara, mengaku tidak mengetahui adanya surat edaran larangan tersebut. Pengakuan ini baru terungkap ketika wartawan Lensa Fokus menunjukkan salinan surat edaran beserta nomornya kepada yang bersangkutan.
Konfirmasi langsung terkait polemik ini dilakukan oleh wartawan Lensa Fokus dengan mendatangi SMAN 8 Kabupaten Tangerang pada Rabu (16/04/2025). Dalam pertemuan tersebut, Sumanta memberikan klarifikasi yang cukup menarik. Ia menyatakan bahwa acara yang akan diselenggarakan pada 5 Mei 2025 di Ballroom Istana Nelayan bukanlah acara perpisahan, melainkan sebuah acara "Pentas Seni".
"Iya benar untuk acara yang akan di selenggarakan pada tanggal 5 Mei 2025 di Ballroom Istana Nelayan tersebut per murid dikenakan biaya Rp.650.000 rupiah dengan jumlah peserta didik berjumlah 405 Siswa/i kelas 12 dan sudah 95% sudah membayar untuk acara yang bertema Pentas Seni ini, bukan acara perpisahan," ujar Sumanta kepada Lensa Fokus.
Lebih lanjut, Sumanta mengungkapkan bahwa dirinya bersama Kepala Sekolah SMAN 8 Kabupaten Tangerang, Agus Setiono, telah melakukan koordinasi terkait acara ini dengan Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Mereka telah menghadap Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Lukman.
"Saya bersama Kepala Sekolah Agus Setiono sudah menghadap pak Lukman Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Pak Lukman mengatakan tidak apa-apa menggelar acara tersebut asal kondusif dan jangan dipaksakan serta jika ada keluhan atau protes bisa menghadap langsung," jelas Sumanta.
Meskipun mengklaim telah mendapatkan lampu hijau dari pihak dinas, pernyataan Sumanta ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai interpretasi dan implementasi surat edaran yang jelas-jelas melarang kegiatan di luar provinsi dan mengindikasikan larangan acara mewah.
Sumanta juga menyampaikan alasan di balik tetap digelarnya acara tersebut. Menurutnya, jika acara perpisahan ini dibatalkan, seluruh siswa kelas XII akan merasa kecewa karena kehilangan momen penting sebagai kenang-kenangan akhir masa sekolah. (Red)
Tangerang, lensafokus.id - Dalam mengoptimalkan media sosial serta memperbanyak literasi, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Tangerang menggelar Rapat Evaluasi Media Sosial di Ruang Rapat Quantum Hall Gedung Smart Building, Rabu (16/4/2025). Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh Lurah di Kabupaten Tangerang.
Kota Tangerang, lensafokus.id - Pemerintah Kecamatan Jatiuwung menggelar acara Pelatihan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan (PKHP) dengan fokus pada pengembangan potensi ekonomi ibu-ibu rumah tangga dan kader PKK. Rabu (16/4/2025). Acara yang berlangsung di Aula dan halaman Kecamatan Jatiuwung ini bertujuan untuk memberikan keterampilan memasak kepada para peserta, sehingga diharapkan dapat membuka peluang usaha dan meningkatkan pendapatan keluarga.
Acara PKHP ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Walikota Tangerang, Ibu Hj. Rini Maryono beserta rombongan, Camat Jatiuwung, Edy, S.Sos, perwakilan dari Dinas DP3AP2KB, Ibu Ade, Sekretaris Camat Jatiuwung, Bapak Ade, Kepala Puskesmas Kecamatan Jatiuwung, Dr. Wien, serta narasumber ahli memasak, Chef Tony Loligo. Turut hadir pula para Lurah dari enam kelurahan di wilayah Jatiuwung, yakni Lurah Manis Jaya, Lurah Pasir Jaya, Lurah Gandasari, Lurah Jatake, Lurah Keroncong, dan Lurah Alam Jaya, serta Kasi Kemas Kecamatan, Samsul Rais. Peserta pelatihan terdiri dari ibu-ibu anggota PKK perwakilan dari setiap kelurahan, anggota PKHP, serta staf kecamatan dan kelurahan.

Dalam sambutannya, Camat Jatiuwung, Edy, menyampaikan bahwa program Pelatihan PKHP ini merupakan inisiatif yang tepat dan baik dari pemerintah daerah. Ia mendorong agar ibu-ibu PKK di Kecamatan Jatiuwung dapat menjadi lebih kreatif dan aktif dalam berbagai kegiatan, seperti pelatihan memasak yang sedang dilaksanakan. Edy juga mengajak para ibu untuk tidak lagi hanya berdiam diri di rumah, melainkan memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar memasak dari ahlinya.
"Saya berharap para ibu-ibu PKK Kecamatan Jatiuwung harus lebih kreatif serta aktif dalam segala kegiatan seperti yang di adakan pada Acara PKHP saat ini. Jangan lagi berdiam diri di rumah, mari belajar masak memasak makanan yang akan di peragakan oleh Chef nantinya," ujar Camat Edy.
Lebih lanjut, Camat Edy berpesan kepada seluruh peserta agar dapat menyimak dan mencatat dengan baik materi pelatihan memasak yang akan disampaikan. Ia berharap ilmu yang didapatkan tidak hanya bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga dapat menjadi bekal untuk menambah penghasilan keluarga.
"Tolong di simak dan di catat agar dapat menambah ilmu untuk kebutuhan dalam rumah tangga juga dapat menambah penghasilan nya. Saya sangat bangga sekali bahwa pada hari ini ada kegiatan masak memasak agar para ibu-ibu PKK dan ibu-ibu kader serta ibu-ibu yang hadir agar dapat menyimak apa yang di peragakan oleh Chef nantinya dan dapat dipahami serta mengerti untuk mendapat pengalaman dan menunjang kebutuhan keluarga sehari-hari," katanya.
Di hadapan para peserta, Edy kembali mengingatkan pentingnya memahami dan menguasai teknik memasak yang akan dicontohkan oleh Chef Tony Loligo. Ia berharap para ibu dapat mempraktikkannya di rumah dan bahkan mengembangkan usaha kuliner rumahan yang dapat meningkatkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan keluarga.
"Saya ingatkan agar dapat di pahami apa yang di contohkan tentang masak memasak oleh Chef agar dapat menambah ilmu dan penghasilan nantinya, dan bisa di praktek kan sendiri di rumah, sehingga ibu-ibu dapat berjualan di rumah yang dapat menunjang penghasilan dan kebutuhan keluarga," tutup Camat Edy.

Sementara itu, Wakil Walikota Tangerang, Ibu Hj. Rini Maryono, menjelaskan bahwa kegiatan PKHP merupakan wujud kepedulian pemerintah daerah dalam pelaksanaan kesetaraan gender. Program ini sengaja dibentuk untuk memberdayakan ibu-ibu agar dapat berperan aktif dan memiliki kesempatan yang sama dengan para suami dalam menghasilkan pendapatan, sehingga dapat membantu perekonomian keluarga.
"PKHP itu kegiatan bukti kepedulian pemerintah daerah dalam pelaksanaan jender, dan ini yang sengaja di bentuk oleh Pemerintah agar ibu-ibu dapat berperan aktif sejajar dengan para suami yang bisa mendapatkan penghasilan dan dapat membantu keuangan Suami dalam Rumah Tangganya," terang Ibu Hj. Rini Maryono.
Lebih lanjut, Hj. Rini berharap melalui kegiatan PKHP ini, keterampilan memasak yang diperoleh dapat ditingkatkan menjadi sebuah usaha yang berkelanjutan, sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian keluarga.
"Lewat kegiatan PKHP ini nantinya juga dapat di tingkatkan menjadi usaha untuk membantu ekonomi keluarga," ujarnya.
Dalam penutup sambutannya, Hj. Rini Maryono menegaskan bahwa PKHP adalah bentuk kepedulian pemerintah daerah yang dilakukan secara berkesinambungan untuk memberdayakan kaum perempuan agar dapat sejajar dengan para suami dalam mencari nafkah dan membantu perekonomian keluarga.
"PKHP ini merupakan bentuk keperdulian pemerintah Daerah yang di lakukan secara berkesinambungan untuk memberdayakan para perempuan agar bisa sejajar dengan para suami untuk mendapatkan penghasilan, yang dapat membantu ekonomi keluarga," pungkasnya.
Dengan adanya pelatihan PKHP ini, diharapkan para ibu-ibu di Kecamatan Jatiuwung dapat mengembangkan potensi diri dalam bidang kuliner, membuka peluang usaha baru, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi di tingkat kecamatan. Kehadiran Chef Tony Loligo sebagai narasumber diharapkan dapat memberikan inspirasi dan teknik memasak yang praktis dan inovatif bagi para peserta. (Adv)