Tangerang, lensafokus.id — Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih dan bebas dari pengaruh Narkoba, SDN Cikuya 2 Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang menggelar kegiatan sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba pada Selasa (11/11/2025). Kegiatan ini menggandeng Kepolisian Sektor Cisoka sebagai narasumber utama.
Acara yang berlangsung di aula sekolah tersebut turut dihadiri pengurus Komite SDN Cikuya 2, di antaranya Anwar Abdullah dan Julaeni, SH, serta seluruh dewan guru. Kehadiran para pemangku kepentingan ini menegaskan pentingnya kolaborasi sekolah dan masyarakat dalam melindungi generasi muda dari ancaman narkotika.

Kepala SDN Cikuya 2, Sulis Setyorini, dalam sambutannya menekankan peran vital para pendidik dalam memberikan pemahaman sejak dini terkait bahaya Narkoba.
"Saya mengajak seluruh guru untuk menjadi garda terdepan dalam memerangi Narkoba. Kita harus menciptakan sekolah yang bersih dan bebas dari penyalahgunaan Narkoba," tegas Sulis.
Ia juga menyampaikan bahwa guru wajib meneruskan informasi mengenai bahaya narkotika kepada seluruh siswa, agar mereka memiliki bekal pengetahuan dan mampu menolak ajakan yang mengarah pada penyalahgunaan zat terlarang tersebut.
Sementara itu, Bripka Sofwan Akil dari Polsek Cisoka yang menjadi pemateri dalam kegiatan ini memaparkan secara rinci berbagai jenis Narkoba dan dampaknya bagi kesehatan. Ia menyebutkan beberapa jenis yang umum ditemui, seperti ganja, sabu, pil ekstasi, dan lainnya yang dapat merusak jaringan saraf hingga menyebabkan hilangnya kemampuan berpikir secara normal.
Menurutnya, remaja termasuk kelompok yang paling rentan menjadi target peredaran Narkoba. Karena itu, ia mengimbau para orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas dan pergaulan anak-anak mereka.
"Sebagai orang tua, kita harus lebih waspada. Jangan sampai putra-putri kita tergoda bujukan orang yang tidak dikenal. Mari bersama-sama menjaga dan memerangi bahaya Narkoba di kalangan remaja," terang Sofwan. (War)
Bogor, lensafokus.id — Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Waluya Sari kembali melaksanakan Tes Kompetensi Akademik (TKA) hari kedua bagi peserta didik program kesetaraan Paket C Tahun Pelajaran 2025/2026. Minggu (9/11/2025).
Pada pelaksanaan TKA hari kedua ini, peserta menghadapi mata pelajaran pilihan, yakni Ekonomi dan Sosiologi. Sebanyak 35 peserta mengikuti kegiatan dengan tingkat kehadiran mencapai 100 persen. Ujian dibagi ke dalam dua sesi agar pelaksanaan berjalan lebih tertib dan efisien.
Situasi ujian tampak kondusif. Para peserta mengikuti setiap tahapan dengan serius, menunjukkan semangat belajar yang tinggi meskipun ditempuh melalui jalur pendidikan non-formal.
Kegiatan TKA merupakan bagian dari rangkaian evaluasi akhir untuk mengukur sejauh mana capaian peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran di program kesetaraan. Ujian ini menjadi tolok ukur kemampuan akademik setara jenjang SMA sesuai dengan standar kompetensi lulusan nasional.
Melalui tes ini, diharapkan peserta mampu mengasah kemampuan berpikir kritis serta memahami konsep-konsep akademik yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia kerja.
Kepala PKBM Waluya Sari, Jajat Sudrajat, S.E, memberikan apresiasi tinggi atas antusiasme para peserta didik yang hadir sepenuhnya pada pelaksanaan TKA hari kedua.
“Kami sangat mengapresiasi semangat para peserta yang hadir 100% pada hari kedua pelaksanaan TKA ini. Hal ini menunjukkan kesungguhan mereka dalam menempuh pendidikan di jalur kesetaraan. Kami berharap hasil ujian ini dapat menjadi motivasi untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan akademik serta kesiapan menghadapi jenjang pendidikan berikutnya maupun dunia kerja,” ujar Jajat Sudrajat, S.E.
Lebih lanjut, Jajat menyampaikan bahwa kelancaran pelaksanaan TKA tidak terlepas dari dukungan dan kerja sama berbagai pihak, mulai dari tutor, panitia pelaksana, hingga lembaga yang turut membantu penyediaan fasilitas ujian.
“Kami juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Sokirin, M.M.Pd, selaku Kepala SMPN 1 Tenjo, yang telah membantu menyediakan sarana dan prasarana kegiatan ini. Kolaborasi seperti ini sangat berarti bagi kelancaran kegiatan pendidikan non-formal di wilayah kami,” tambahnya.
Melalui penyelenggaraan TKA ini, PKBM Waluya Sari kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan layanan pendidikan bermutu dan inklusif bagi masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan non-formal di Kecamatan Tenjo, PKBM Waluya Sari berperan penting dalam memberikan kesempatan belajar bagi warga yang belum menempuh pendidikan formal hingga jenjang SMA. (Asp)
Lebak, lensafokus.id – Empat siswa kelas XII SMKN 2 Rangkasbitung harus menerima keputusan dikeluarkan dari sekolah setelah dinilai melakukan pelanggaran terhadap tata tertib (tatib) yang berlaku. Keputusan ini menimbulkan kekecewaan dari pihak orang tua yang merasa anaknya tidak mendapat kesempatan kedua menjelang kelulusan.
Dede, salah satu orang tua siswa, menyampaikan bahwa dirinya telah berupaya meminta kebijakan dari pihak sekolah agar anaknya, Reno, tidak dikeluarkan. Namun, permintaan tersebut tidak membuahkan hasil.
“Saya sudah berusaha meminta kebijakan baik ke Kepala Sekolah maupun ke Wakil Kepala Kesiswaan, tapi pihak sekolah tetap memutuskan anak saya harus keluar,” ujar Dede, Selasa (4/11/2025).
Dede mengaku bingung mencari sekolah pengganti karena jurusan anaknya di SMKN 2 Rangkasbitung termasuk jurusan langka, yakni jurusan Pertanian. Ia khawatir keputusan tersebut membuat anaknya terancam putus sekolah dan gagal melanjutkan pendidikan.
“Saya bingung mau pindah ke mana, karena jurusan anak saya jarang ada di sekolah lain. Saya takut masa depannya terganggu,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 2 Rangkasbitung, Sukarno, saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon, membenarkan adanya keputusan pengembalian empat siswa kepada orang tua. Ia menyebut, langkah tersebut diambil setelah melalui proses pembinaan dan pemberian surat peringatan (SP) hingga tiga kali.
“Benar, ada empat siswa kelas XII yang dikembalikan kepada orang tuanya karena sudah melakukan pelanggaran di sekolah. Mereka sudah mendapatkan SP tiga kali. Langkah ini kami anggap sebagai kebijakan terbaik demi masa depan mereka,” ujar Sukarno.
Lebih lanjut, Sukarno menjelaskan bahwa pihak sekolah membuka opsi bagi siswa yang bersangkutan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah lain atau melalui program Paket C.
“Silakan saja melanjutkan ke sekolah lain atau mengikuti Paket C. Kami menilai mereka sudah tidak merasa nyaman di SMKN 2 Rangkasbitung,” katanya.
Keputusan ini masih menuai pro dan kontra di kalangan orang tua murid, yang berharap adanya pendekatan lebih humanis menjelang masa kelulusan siswa. (Cecep)
Lebak, lensafokus.id – Besarnya animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 1 Kalanganyar, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, berimbas pada keterbatasan sarana ruang belajar. Sekolah yang menjadi salah satu favorit di wilayah tersebut kini tercatat kekurangan tiga ruang kelas belajar (RKB).
Kepala SMAN 1 Kalanganyar, Ervin Sulistiawati, saat ditemui di ruang kerjanya mengungkapkan bahwa jumlah murid yang terdaftar mencapai 389 siswa. Sementara itu, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut berjumlah 42 orang.
“Dengan kondisi saat ini, kami kekurangan 3 lokal ruang kelas. Bahkan ruang laboratorium sementara dijadikan ruang guru karena ruangan yang ada diprioritaskan untuk kebutuhan belajar siswa,” ujarnya.
Ervin berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi ini. Ia menilai, pembangunan ruang kelas baru (RKB) sangat mendesak agar proses belajar mengajar dapat berjalan optimal.
“Mudah-mudahan tahun depan SMAN 1 Kalanganyar bisa mendapat bantuan baik dari dana alokasi khusus (DAK) maupun dari APBN. Dengan begitu, fasilitas sekolah bisa lebih memadai,” tambahnya.
Kekurangan sarana prasarana sekolah, terutama ruang kelas, menjadi salah satu tantangan dunia pendidikan di daerah. Pihak sekolah berharap adanya solusi cepat agar kualitas pendidikan di SMAN 1 Kalanganyar tetap terjaga. (Cecep)