Items filtered by date: Monday, 10 November 2025

Tangerang, lensafokus.id – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid secara resmi meluncurkan Perluasan Pelayanan Administrasi Kependudukan (Adminduk) dari sebelumnya yang hanya tersedia di 7 lokus kecamatan, kini menjadi 29 kecamatan. Acara tersebut dipusatkan di Kecamatan Cisauk, Senin (10/11/25).

Pada kesempatan tersebut, Bupati Maesyal Rasyid mengatakan dengan perluasan layanan ini, masyarakat kini dapat melakukan pencetakan KTP-el dan Kartu Identitas Anak (KIA) secara langsung di kecamatan masing-masing, tanpa harus datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) di Tigaraksa.

“Perluasan pelayanan Adminduk ini merupakan bagian dari program unggulan kami, yakni Pelayanan Prima. Pelayanan ini untuk meningkatkan mutu dan mendekatkan ke masyarakat dalam mengurus administrasi kependudukan, sehingga cukup datang ke kecamatan masing-masing,” ujar Bupati Maesyal Rasyid.

Dia menegaskan bahwa upaya perluasan layanan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat Kabupaten Tangerang.

“Sekali lagi apa yang kita lakukan ini adalah bentuk komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan layanan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tangerang. Dengan perluasan pelayanan ini, kami berharap masyarakat dapat semakin mudah, efisien dan transparan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Disdukcapil Kabupaten Tangerang, Fachrul Rozi, menjelaskan bahwa sebelumnya pelayanan hanya tersedia di 7 kecamatan. Setelah dilaunching oleh Bupati, kini layanan tersebut telah tersedia di seluruh 29 kecamatan.

“Terdapat 11 item layanan administrasi kependudukan dan 2 item layanan pencatatan sipil yang kini bisa dilayani di kecamatan,” jelas Fachrul Rozi.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mengurus sendiri dokumen kependudukan dengan datang langsung ke kecamatan dan tidak melalui perantara.

“Seluruh layanan Adminduk ini gratis, tanpa dipungut biaya, terkait kuota blanko pencetakan akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kecamatan. Kami ingin masyarakat mendapatkan pelayanan yang mudah, cepat, dan bebas pungli,” tegasnya.

Pada acara peluncuran layanan tersebut, Bupati Tangerang yang didampingi Wakil Bupati, Intan Nurul Hikmah dan perwakilan unsur Forkpimda juga melakukan dialog interaktif dengan para camat melalui sambungan zoom meeting untuk memantau kesiapan pelaksanaan pelayanan di tiap kecamatan.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kajari Kabupaten Tangerang, Kapolresta Tangerang Selatan, perwakilan Polresta Tangerang dan Polres Metro Tangerang Kota, Dandim 0510/Trs, para Kepala OPD, Ketua MUI Kabupaten Tangerang, Camat Cisauk, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta tamu undangan lainnya. (Red)

Published in Banten

TANGERANG, lensafokus.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang mengajak kaum muda sebagai generasi penerus bangsa untuk meneladani semangat juang dan pengorbanan para pahlawan pembela tanah air. Hal itu disampaikan pada upacara Hari Pahlawan Tingkat Kabupaten Tangerang Tahun 2025 di Taman Makam Pahlawan (TMP) Raden Arya Wangsakara, Kecamatan Pagedangan, Senin (10/11/25).

Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid selaku inspektur upacara menyampaikan pesan mendalam tentang makna perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa. Perjuangaan dan pengorbanan para pahlawan itu tidak hanya dikenang sebagai sejarah tapi juga harus dijadikan teladan dan inspirasi bagi para generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan dalam pembangunan

“Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan. Semangat para pahlawan tidak boleh berhenti hanya sebagai kenangan sejarah, amun harus tetap dilanjutkan dengan menjadi inspirasi dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi penerus bangsa," ujar Bupati Maesyal.

Bupati yang akrab disapa Rudi Maesyal itu juga menguraikan tiga keteladanan utama yang dapat dipetik dari perjuangan para pahlawan, di antaranya adalah kesabaran, semangat mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya, serta pandangan jauh ke depan.

Menurutnya, kesabaran para pahlawan menjadi pondasi utama lahirnya kemenangan bangsa. “Mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah keterbatasan. Dari kesabaran itulah lahir kemenangan,” jelasnya.

Bupati Maesyal juga menyoroti keikhlasan para pejuang setelah meraih kemerdekaan, mereka tidak berebut jabatan atau menuntut balasan, melainkan kembali mengabdikan dirinya kepada rakyat. “Di situlah letak kehormatan sejati: bukan pada posisi yang dimiliki, tetapi pada manfaat yang ditinggalkan,” tutur dia.

Lebih lanjut, dirinya pun mengingatkan bahwa perjuangan masa kini tidak lagi menggunakan senjata, tetapi melalui ilmu pengetahuan, empati, dan pengabdian. Akan tetapi, semangatnya tetap sama untuk membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan.

Semangat perjuangan dan pengabdian tersebut juga harus tetap dijaga dalam mewujudkan visi dan misi nasional Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya memperkuat ketahanan nasional, meningkatkan kualitas pendidikan, menegakkan keadilan sosial, dan membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, serta berdaya.

“Hari ini, mari kita bersyukur dan berjanji bahwa kemerdekaan ini tidak akan sia-sia. Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita, bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus,” serunya.

Dia juga mengajak agar seluruh masyarakat Kabupaten Tangerang terus menjaga api perjuangan para pahlawan. “Sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidak pernah padam. Dengan bekerja, bergerak, dan berdampak,” pungkasnya. (Red)

Published in Banten

BOGOR, lensafokus.id – Aksi bentrokan yang terjadi di Jalan Darmais, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, pada Jumat (7/11/2025) lalu, berbuntut panjang. Polisi kini telah mengamankan sejumlah remaja yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut.

Kasatreskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho, mengatakan bahwa total ada 10 orang yang diamankan dalam kasus ini. Dari jumlah tersebut, tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka atas aksi saling serang antar kelompok remaja itu.

“Ketiganya merupakan pelaku dewasa, sementara sisanya masih di bawah umur atau berstatus pelajar SMA dan SMK di wilayah Kota maupun Kabupaten Bogor,” jelas Kompol Aji kepada awak media, Senin (10/11/2025) sore.

Menurut Aji, bentrokan tersebut melibatkan dua kelompok remaja yang dikenal dengan sebutan AKG dan SIJ. Mereka diduga sudah saling menantang melalui pesan singkat yang dikirimkan lewat media sosial Instagram.

“Teknisnya mereka berduel tiga lawan tiga dengan menggunakan senjata masing-masing. Saat kejadian, terjadi aksi saling bacok hingga salah satu pelaku tergeletak,” ungkapnya.

Remaja yang tergeletak tersebut sempat viral di media sosial setelah fotonya beredar luas di berbagai platform. Saat ini, remaja itu masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

“Untuk korban dalam kejadian ini, posisinya adalah pelaku sekaligus korban. Karena itu, kami menerapkan Pasal 358 ayat (1) dan Pasal 335 ayat (1) KUHP,” tambah Kompol Aji.

Dalam penyelidikan, Satreskrim Polresta Bogor Kota berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa delapan bilah celurit, dua bilah gobang, satu pedang, serta tiga unit telepon genggam yang digunakan untuk berkomunikasi antar pelaku.

Kompol Aji juga mengimbau masyarakat, terutama para orang tua, agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anaknya. Ia menegaskan pentingnya pengawasan agar remaja tidak keluar rumah pada malam hari.

“Kami harapkan anak-anak segera pulang, paling lambat sebelum pukul 22.00 WIB. Mereka yang masih bersekolah sebaiknya berada di rumah dan tidak keluyuran,” ujarnya.

Sebagai langkah pencegahan, Polresta Bogor Kota akan terus menggencarkan patroli malam dan penyisiran terhadap remaja yang berkeliaran di luar rumah untuk meminimalkan potensi terjadinya aksi serupa di kemudian hari. (Zulfi kusuma)

Published in Nasional
Go to top