Bogor, lensafokus.id – Pemerintah Desa (Pemdes) Singabangsa Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor sukses menuntaskan pembangunan infrastruktur jalan berupa betonisasi di Kampung Tegal Pondoh RT 002/003. Pekerjaan dengan volume 341 meter x 3 meter x 0,15 meter itu menggunakan anggaran Rp 3.150.900, bersumber dari Bantuan Keuangan (Bankeu) Tahun 2025, dan dikerjakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Singabangsa.
Rampungnya betonisasi ini disambut antusias warga yang selama ini mengeluhkan kondisi jalan yang rusak, terutama saat musim hujan. Kini, jalan desa lebih mulus, kokoh, dan aman untuk mendukung mobilitas masyarakat.
Kepala Desa Singabangsa, Sofyan Aji Sabela atau yang akrab disapa Gojil, menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah desa dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Alhamdulillah, pembangunan betonisasi jalan di Kampung Tegal Pondoh sudah selesai dikerjakan. Ini semua demi kenyamanan dan kesejahteraan warga. Jalan desa yang baik akan memudahkan aktivitas sehari-hari, termasuk akses pendidikan dan ekonomi,” kata Gojil. Selasa (2/9/2025).
Ia juga menegaskan bahwa setiap anggaran pembangunan digunakan secara transparan, dan hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Warga Kampung Tegal Pondoh mengaku lega dan bahagia setelah jalan desa selesai dibeton. Kini, transportasi hasil pertanian menjadi lebih mudah, anak-anak sekolah tidak lagi kesulitan saat berangkat belajar, dan aktivitas sosial masyarakat berjalan lebih lancar.
“Dulu kalau musim hujan jalan ini licin dan berlumpur, sekarang sudah mulus. Terima kasih kepada pemerintah desa yang sudah memperhatikan kebutuhan warga,” ungkap salah satu tokoh masyarakat setempat.
Proses pembangunan ini berjalan dengan baik berkat pengawasan langsung dari TPK Desa Singabangsa, perangkat desa, serta partisipasi aktif warga melalui gotong royong. Dengan adanya keterlibatan masyarakat, hasil pembangunan diharapkan bisa lebih terawat dan bertahan lama.
Pemerintah Desa Singabangsa menegaskan bahwa pembangunan tidak akan berhenti di sini. Betonisasi jalan hanyalah satu bagian dari program besar desa dalam menggenjot infrastruktur. Ke depan, desa berkomitmen untuk terus meningkatkan fasilitas umum, sarana pendidikan, serta program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Pembangunan ini adalah langkah kecil menuju Desa Singabangsa yang lebih maju dan sejahtera. Kami berharap masyarakat ikut menjaga dan merawat hasil pembangunan ini,” pungkas Gojil. (Asp)
Bogor, lensafokus.id – Proyek pembangunan jalan rabat beton di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, yang didanai Bantuan Keuangan Kabupaten (Bankeu) APBD TA 2025, kini menjadi sorotan tajam Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor.
Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor, Aan Triana, mengingatkan seluruh penyedia jasa untuk tidak main-main dalam proyek infrastruktur ini, Selasa (26/08/2025).
"Saya meminta dengan tegas kepada seluruh penyedia jasa, khususnya yang terkait pembangunan infrastruktur, untuk memenuhi aturan yang sudah ditentukan" ujarnya
Proyek ini diharapkan menjadi momentum perbaikan infrastruktur di Kabupaten Bogor. Namun, jika kualitasnya tidak sesuai harapan, bukan tidak mungkin DPRD akan mengambil tindakan tegas.
"Kami akan terus mengawasi proyek ini. Jika ada indikasi penyimpangan, kami tidak akan segan-segan melaporkannya kepada pihak berwajib," pungkas Aan Triana. (Red)
Bogor, lensafokus.id — Dugaan penyimpangan anggaran Dana Desa mencuat di Kampung Bedeng RT 13/RW 06, Desa Cikutamahi, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Proyek pembangunan jalan yang menelan anggaran Rp127.946.870 dari Dana Desa Tahap II Tahun Anggaran 2025 dinilai tidak sebanding dengan hasil fisik yang terlihat di lapangan. Kondisi ini memicu kecurigaan adanya praktik mark-up yang berpotensi merugikan keuangan negara.
Kecurigaan tersebut pertama kali diungkap oleh Ketua Umum Lembaga Pemantau Independen Tindak Pidana Korupsi Indonesia (LPI Tipikor Indonesia), Asep Zamzam. Ia menyebut hasil perhitungan timnya menunjukkan kebutuhan anggaran untuk proyek tersebut jauh lebih rendah dibandingkan nilai yang dicairkan.
“Anggaran Rp127 juta itu bukan angka kecil. Tapi kalau kita lihat progres pembangunan di lapangan, jelas diduga tidak sesuai spesifikasi,” ujar Asep kepada wartawan, Sabtu (23/8/2025).
Berdasarkan hitungan tim LPI Tipikor Indonesia, kebutuhan riil anggaran hanya sekitar Rp72.061.250 dengan rincian sebagai berikut:
Betonisasi: 63,75 m³ x Rp850.000 = Rp54.187.500
Base Course: 21,25 m³ x Rp285.000 = Rp6.056.250
Papan Cor: 60 unit x Rp15.000 = Rp900.000
Plastik Cor: 2,25 rol x Rp130.000 = Rp292.500
Upah Tenaga Kerja: Rp10.625.000
“Kalau hasil fisiknya seperti ini, patut dipertanyakan ke mana sisa anggarannya. Ini harus diusut tuntas,” tegasnya.
Asep mendesak aparat penegak hukum bersama Inspektorat Kabupaten Bogor segera turun tangan melakukan audit dan pemeriksaan. Ia menekankan, pengawasan Dana Desa harus dilakukan secara ketat karena rentan disalahgunakan.
“Dana Desa itu hak masyarakat. Penggunaannya harus transparan dan bisa dipertanggungjawabkan. Jika ada penyimpangan, harus diproses secara hukum,” tambahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Pemerintah Desa Cikutamahi belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan ini. Namun desakan untuk transparansi dan pertanggungjawaban terus bergulir dari berbagai pihak.
Kasus ini menjadi sorotan penting tentang bagaimana pengawasan terhadap anggaran negara, khususnya yang dialokasikan ke desa, harus diperkuat guna mencegah praktik korupsi. (Tim)
Bogor, lensafokus.id — Proyek betonisasi jalan desa di Kampung Lebak Pasar RT 004/002 hingga Kampung Walahir RT 006/003, Desa Nambo, Kecamatan Kelapa Nunggal, Kabupaten Bogor, menuai sorotan.
Pekerjaan yang bersumber dari Bantuan Keuangan (Bankeu) Desa dengan ukuran 290 meter panjang, 2 meter lebar, dan 12 cm ketebalan itu diduga kuat tidak sesuai spesifikasi teknis.
Hasil penelusuran tim media menemukan indikasi bahwa lapisan dasar (base course) jalan menggunakan puing bekas bangunan bukan material standar. Fakta ini menimbulkan dugaan adanya praktik pengurangan kualitas material yang berpotensi merugikan masyarakat serta merusak kepercayaan terhadap pengelolaan anggaran desa.
“Kalau dasarnya saja sudah pakai puing, kualitas jalan jelas dipertanyakan. Uang rakyat jangan dipermainkan. Kami mendesak aparat terkait segera bertindak,” tegas salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Hingga kini, pemerintah desa maupun pihak pelaksana proyek belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan penyimpangan tersebut.
Masyarakat menilai proyek ini terkesan asal-asalan dan rawan bermasalah di kemudian hari. Oleh karena itu, warga mendesak pemerintah daerah, inspektorat, hingga aparat penegak hukum untuk turun tangan melakukan audit dan pemeriksaan.
Proyek dengan nilai yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah ini seharusnya menjadi sarana penting bagi masyarakat, bukan justru menimbulkan kekecewaan akibat kualitas yang diduga jauh dari standar. (Tim)
Bogor, lensafokus.id – Peredaran obat-obatan terlarang golongan G jenis Tramadol, Heximer, dan Trihex semakin marak merajalela di wilayah Kabupaten Bogor. Fenomena ini sangat disayangkan, terlebih saat Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), tengah gencar melakukan pemberantasan narkoba golongan G yang berdampak negatif pada psikologi remaja dan anak sekolah.
Hasil penelusuran awak media pada Minggu (17/8/2025) lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ditemukan sebuah toko di Desa Cikahuripan No. 37, Kecamatan Klapanunggal, Bogor, yang masih nekat menjual obat-obatan golongan G secara bebas. Toko tersebut berkamuflase sebagai Agen BRI Link, namun di dalamnya justru terjadi transaksi ilegal Tramadol, Heximer, dan Trihex.

Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa ruko di pinggir jalan tersebut dijaga seorang pria asal Aceh. Aktivitas transaksi jual beli obat terlarang terlihat berlangsung meskipun secara sembunyi-sembunyi.
“Modus mereka berbeda dengan jual beli di warung biasa. Penjual dan pembeli selalu melakukan transaksi dengan cara rahasia,” ungkap seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya.
Ironisnya, mayoritas konsumen dari penjualan obat-obatan ini adalah remaja dan anak sekolah yang masih di bawah umur. Jika dibiarkan, kondisi ini sangat mengancam masa depan generasi muda.
Beberapa sumber yang berhasil dihimpun menyebutkan, maraknya peredaran obat golongan G di Kabupaten Bogor diduga kuat tidak lepas dari adanya perlindungan oknum aparat penegak hukum setempat. Dugaan ini semakin menguat karena bisnis ilegal tersebut dapat berjalan bebas tanpa hambatan. (Tim)
BOGOR, lensafokus.id – Peringati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, EIGER Adventure Land meneguhkan komitmennya membangun destinasi ekowisata berkelanjutan yang bermakna bagi negeri.
Perusahaan yang lahir dari kecintaan terhadap alam dan petualangan ini telah lebih dari 36 tahun konsisten berinovasi serta belajar dari alam, budaya, dan manusia.
EIGER Adventure Land berkontribusi melalui program konservasi di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) seluas 253,66 hektare, serta pemulihan lahan kritis di kawasan PTPN I Regional 2 seluas 73,23 hektare. Upaya ini diharapkan menjadi inspirasi kolaborasi swasta-pemerintah dalam menjaga lingkungan sesuai regulasi yang berlaku.
“EIGER Adventure Land hadir dengan semangat menjadi berkat, bukan hanya bagi pengunjung, tetapi juga lingkungan, budaya, dan masyarakat sekitar. Kami percaya ekowisata sejati harus memberi makna, memberdayakan komunitas, serta menghadirkan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang,” ujar Direktur EIGER Adventure Land, Imanuel Wirajaya.
Pemulihan Lahan dan Konservasi Alam
Di kawasan PTPN, EIGER Adventure Land mengubah lahan kritis yang sebelumnya dikuasai secara ilegal oleh 83 penggarap menjadi kawasan ekowisata.
Melalui pendekatan humanis, perusahaan membangun 30 rumah relokasi, satu mushola, dan sekolah PAUD bagi masyarakat terdampak. Langkah ini mendapat apresiasi dari Menteri ATR/BPN saat kunjungan ke lokasi pada Maret 2023.
Dalam aspek ekologi, lebih dari 100 ribu pohon, 1,8 juta tanaman semak dan ground cover, serta 1.800 pohon di area TNGGP telah ditanam. Selain itu, dibangun lima kolam retensi dan 120 sumur resapan dari target 205 untuk menjaga keseimbangan hidrologi.
Pembangunan tetap menjaga proporsi lingkungan: pemanfaatan lahan di TNGGP hanya 1,7% dari total izin dengan KDB 0,5%, jauh di bawah batas 10%. Sementara di kawasan PTPN, luas terbangun 25,2% dengan KDB 9%, sehingga lebih dari 90% lahan tetap menjadi ruang hijau.
Menggerakkan Ekonomi dan Komunitas
Dari sisi sosial-ekonomi, lebih dari 500 tenaga kerja terlibat dalam pembangunan, termasuk 300 warga sekitar. Saat beroperasi nanti, kawasan ini diproyeksikan menyerap 1.200 tenaga kerja dari industri hospitality. Selain itu, manfaat ekonomi akan dirasakan oleh UMKM, tenaga kerja, serta kontribusi pajak dan PNBP.
“Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, 5% laba bersih akan dialokasikan untuk pelestarian alam, budaya, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Manifestasinya antara lain konservasi, fasilitas pengelolaan limbah, program 1 Ticket 1 Tree, hingga pemberdayaan desa sekitar,” jelas Imanuel.

Warisan untuk Generasi Mendatang
Momentum 80 tahun Indonesia merdeka menjadi simbol penting bagi EIGER Adventure Land untuk memperkuat tekad menghadirkan ekowisata yang merawat alam, merayakan budaya, dan memberdayakan masyarakat.
“Mimpi kami, EIGER Adventure Land bisa menjadi solusi nyata bagi pembangunan ekonomi sekaligus menjaga kelestarian alam, melestarikan budaya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami ingin membuka akses yang lebih luas agar masyarakat mencintai alam dan menjaganya, sehingga menjadi inspirasi bagi anak cucu di masa depan,” tutup Imanuel.
Tentang EIGER Adventure Land
EIGER Adventure Land adalah destinasi ekowisata berjiwa konservasi yang memadukan keindahan alam dan petualangan. Dibangun dengan standar internasional, destinasi ini terletak di Zona Pemanfaatan TNGGP dan kawasan PTPN I Regional 2, Kabupaten Bogor, dengan luas 326,89 hektare.
Dengan misi “Menginspirasi berbagai generasi melalui petualangan bermakna di alam”, EIGER Adventure Land menghadirkan atraksi seperti suspension bridge, forest adventure, cultural walk, playground, camping ground, serta berbagai aktivitas alam lainnya. (Zulfi Kusuma)