Lebak, lensafokus.id - Rakyat Lebak akhirnya bersuara lantang. Sekian lama bersabar, kini mereka menggelar perlawanan terbuka terhadap para penikmat uang rakyat yang berlindung di balik kekuasaan. Melalui gerakan RAKYAT LEBAK BERGERAK, masyarakat menuntut satu hal: seret koruptor dan aparat pembekingnya ke meja hijau!
Dalam pernyataan terbuka yang berapi-api, rakyat menyorot tajam kinerja Kejaksaan Negeri Lebak yang dinilai tumpul ke atas, tajam ke bawah. Institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan pemberantasan korupsi, justru dianggap diam seribu bahasa dalam kasus-kasus besar yang menyeret nama-nama penting.

Puncak dari kemarahan ini berakar pada kasus dugaan mega korupsi PDAM Tirta Kalimaya senilai Rp 15 Miliar, dana publik yang bersumber dari APBN-APBD tahun 2020. Bukti sudah ada, pemeriksaan telah dilakukan, bahkan 11 barang bukti disita. Namun apa hasilnya? Sunyi. Mandek. Dan penuh tanda tanya.
“Jangan jadikan institusi hukum sebagai kuburan kebenaran. Sudah cukup rakyat dibohongi. Kalau Kejari tidak berani bertindak, berarti ada sesuatu yang disembunyikan,” teriak salah satu orator dari Badak Banten perjuangan, Dede Kodir.Rabu 17/07/2025
Dalam tuntutan resmi, rakyat mendesak:
1. Kepala Kejari, Kasi Pidsus, Kasi Datun, hingga Kasi Intel diminta bertanggung jawab atas ‘pembiaran’ kasus ini.
2. Dalam waktu 7 hari, Kejari wajib menetapkan tersangka dan menangkap nama-nama besar yang disebut dalam proyek korup:
Direktur PDAM
Dewan Pengawas PDAM
Pejabat pengadaan
Rekanan pengusaha
Oknum masyarakat terlibat
3. Rakyat juga meminta pengusutan serius terhadap proyek-proyek lain yang sarat aroma korupsi, di antaranya:
Pengadaan meubelair di 79 SMPN senilai Rp 1,683 Miliar
11 paket proyek jalan poros desa senilai Rp 71 Miliar
Penyimpangan retribusi PBG kandang unggas
Penyertaan modal PDAM senilai Rp 26 Miliar dalam dua tahun
Setoran haram 20% dari pemenang tender kepada oknum Gapensi
Jika semua itu tidak ditindak, rakyat mengancam akan mengambil alih peran sebagai pengawas anggaran dan membongkar langsung siapa-siapa yang bermain di balik layar.
“Ini bukan lagi soal hukum. Ini soal pengkhianatan terhadap rakyat! Kalau aparat penegak hukum malah ikut main, rakyat yang akan bertindak! Kami tidak butuh hukum yang hanya tajam untuk rakyat kecil, tapi tumpul di hadapan para pejabat busuk!” seru Badak Banten Perjuangan, salah satu tokoh penggerak aksi.
Pesan rakyat hari ini keras dan tak bisa diabaikan:
Koruptor jangan dibiarkan tertawa, sementara rakyat merintih lapar!
Jika aparat penegak hukum bermain mata, maka bukan tidak mungkin gelombang perlawanan ini akan membesar dan mengguncang meja kekuasaan.
Hidup perlawanan! Hukum bukan dagangan! Rakyat bukan tumbal korupsi! (Cecep)




