Pandeglang, lensafokus.id - Program pendidikan non-formal melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) kembali tercoreng. Kali ini, dugaan penyimpangan kembali mencuat di Kabupaten Pandeglang. PKBM Ahmad Dahlan, yang berlokasi di Jalan Sindangresmi, Desa Cempakawarna, Kecamatan Sindangresmi, disorot lantaran diduga melakukan mark-up jumlah siswa warga belajar demi mendapatkan kucuran dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dari pemerintah pusat.
Berdasarkan data yang dilaporkan ke Dapodik (Data Pokok Pendidikan) tahun ajaran 2025–2026, pihak PKBM mencatatkan 103 siswa laki-laki dan 54 siswi perempuan dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) P2966366 berstatus swasta. Namun, fakta di lapangan justru berbeda jauh.
Sejumlah warga sekitar menuturkan, jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di PKBM Ahmad Dahlan tidak sampai sebanyak itu. Bahkan, mereka menduga sebagian besar data siswa yang dilaporkan fiktif alias hanya di atas kertas.
“Jangankan sampai ratusan siswa, kenyataannya hanya ada puluhan orang saja yang datang belajar. Itu pun tidak rutin. Diduga ada mark-up siswa untuk dapat dana lebih besar,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Minggu (7/9/2025).
Ketua PKBM Ahmad Dahlan, Joni, saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp, membantah tudingan adanya mark-up siswa. Ia berkilah, data yang tercatat bukan sepenuhnya berasal dari pihaknya.
“Ada sebagian siswa itu bawaan orang lain, katanya dititipkan. Waktu saya tanya lagi, orang yang menitipkan sudah meninggal. Jadi agak sulit dilacak,” ujar Joni.
Namun, ketika disinggung soal dana BOP yang tetap cair dengan jumlah siswa yang tidak sesuai fakta di lapangan, Joni memilih berkelit.
“Sekarang saya lagi ada urusan keluarga, persiapan saudara mau nikah. Setelah selesai, saya akan klarifikasi lebih lanjut,” pungkasnya. (Cecep)
