Banten

Banten (5873)

Lebak, Lensafokus.id – Sebanyak 12.000 anak di Kabupaten Lebak, Banten, menerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar di Kecamatan Leuwidamar, Cibadak, dan Cipanas. Program ini menyasar siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

“Kami menerima laporan program MBG berjalan lancar. Tahun 2025 ini diharapkan dapat dilaksanakan di semua sasaran, termasuk sekolah dan ibu hamil,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Maman Suryaman, Selasa (9/9/2025).

Menurut Maman, program MBG tidak hanya memberikan motivasi kepada anak-anak agar lebih bersemangat belajar, tetapi juga berperan penting dalam mencegah angka putus sekolah.

Kepala SDN 01 Kadu Agung Timur, Lilis Sulastri, menyampaikan apresiasinya terhadap program MBG. Ia menilai program ini mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

“Anak-anak merasa senang dan bahagia mendapatkan makanan bergizi dan berprotein. Kehadiran siswa dalam proses KBM juga meningkat. Dari total 353 anak penerima, empat siswa pindahan dari luar daerah juga sudah diajukan untuk memperoleh program ini,” ungkap Lilis.

Salah satu siswa kelas V, Azzahra Viner Liana Sari, mengaku senang dengan menu MBG yang setiap hari disajikan. “Kami mendapat nasi, sayur, ikan, dan buah-buahan dengan rasa enak dan gurih. Bersyukur bisa mendapatkan makanan yang bergizi,” katanya.

IMG 20250909 WA0032

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, H. Hari Setiono, menegaskan komitmen Pemkab Lebak dalam mendukung program pemerintah pusat terkait perbaikan gizi masyarakat melalui MBG.

“Program MBG membawa multiplier effect yang sangat besar. Selain memperbaiki gizi masyarakat, juga memperkuat ekonomi lokal dan ketahanan pangan,” tegas Hari.

Dinas Pendidikan Lebak berharap program MBG mampu memberikan dampak nyata bagi generasi muda, antara lain:

- Meningkatkan kecerdasan anak, melalui pemenuhan gizi dan protein yang cukup.
- Meningkatkan semangat belajar, karena siswa lebih berenergi, bahagia, dan rajin bersekolah.
- Meningkatkan daya saing, dengan tumbuhnya anak-anak yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan. (Cecep)

Tangerang, lensafokus.id - Pembangunan dan perbaikan Jalan Raya Cisoka–Tigaraksa menuai sorotan. Ketua umum LSM Geram Alamsyah, menilai pekerjaan yang dilakukan terkesan tidak profesional dan justru menimbulkan persoalan baru bagi masyarakat pengguna jalan.

Menurutnya, pembobokan beton yang dilakukan seharusnya tidak dikerjakan terlalu panjang jika belum ada jadwal untuk segera pembongkaran total atau penggantian struktur jalan secara cepat. “Akibatnya, jalan yang dasarnya sudah rusak kini menjadi semakin parah, becek, dan menimbulkan kemacetan panjang. Ini jelas merugikan masyarakat pengguna jalan,” ungkap Alamsyah.

IMG 20250909 WA0010

Alam menyayangkan lemahnya pengawasan dari Dinas PUPR Provinsi Banten, khususnya melalui UPT PJJ Tangerang. Ia menegaskan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus segera menegur pelaksana agar memperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan masyarakat.

“Sepertinya ada yang salah dalam perencanaan dan persiapan pekerjaan, atau memang PPK dan pengawasnya masa bodoh, tidak peduli terhadap kondisi masyarakat. Jangan sampai pembangunan jalan provinsi yang seharusnya membawa manfaat justru menjadi beban bagi rakyat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Alamsyah menegaskan bahwa pihaknya bersama masyarakat sangat mendukung pembangunan jalan, apalagi ruas Adiyasa–Cisoka–Tigaraksa yang sudah belasan tahun rusak parah. Namun ia meminta agar pelaksana proyek bekerja lebih profesional dan memperhatikan kepentingan publik.

“Kita semua sepakat pembangunan jalan itu penting. Tapi jangan sampai prosesnya merugikan masyarakat. Ini soal tanggung jawab dan kepedulian kepada pengguna jalan,” tegasnya. (Lingga)

Kota Tangerang, lensafokus.id – Wakil Ketua III DPRD Kota Tangerang, Arief Wibowo, menyoroti persoalan pembangunan infrastruktur dasar yang dinilai masih terlalu tersentralisasi, khususnya pada sektor pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, pola pembangunan seperti ini justru menimbulkan beban besar dan memperlambat penyelesaian masalah di lapangan.

Arief menegaskan, Dinas Pendidikan seharusnya diberi kewenangan penuh dalam pembangunan maupun perbaikan sarana prasarana sekolah sesuai kebutuhan teknis. Dengan kewenangan tersebut, ia optimistis persoalan klasik terkait fasilitas pendidikan bisa lebih cepat ditangani.

“Pembangunan gedung perlu dievaluasi kembali. Membangun rumah sakit tentu berbeda dengan membangun hotel atau rumah biasa karena ada spesifikasi teknis yang harus dipenuhi. Begitu juga dengan sekolah. Karena itu, kami mendorong adanya perubahan struktur organisasi (SOTK) agar pembangunan tidak lagi tersentralisasi,” ujar Arief di ruang kerjanya, Senin (8/9/2025).

Dalam pembahasan bersama pihak eksekutif, kata Arief, Dinas Pendidikan telah menyatakan kesiapan membentuk bidang baru yang khusus menangani sarana dan prasarana. Bidang tersebut nantinya akan mengurus pembangunan hingga pemeliharaan sekolah secara lebih terarah.

“Kalau dimasukkan ke bidang eksisting, khawatir tidak fokus. Dengan adanya bidang baru, konsentrasinya jelas. Misalnya ada sekolah rusak, ya Dinas Pendidikan yang bertanggung jawab penuh,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menempatkan sumber daya manusia yang berkompeten, terutama dengan latar belakang teknik sipil, agar pembangunan sesuai standar dan tepat guna.

“Saya pernah jadi manajer proyek. Seringkali kalau user dan pelaksana tidak sinkron, output bermasalah. Dengan perubahan SOTK ini, diharapkan gap itu bisa dikurangi,” tegasnya.

DPRD Kota Tangerang berharap langkah ini mampu mempercepat perbaikan sarana pendidikan yang sudah lama terbengkalai. Arief mencontohkan masih banyak sekolah yang dibangun puluhan tahun lalu dan kini kondisinya mendesak untuk segera diperbaiki.

Selain sektor pendidikan, Arief juga mengingatkan agar konsep desentralisasi diterapkan pada pembangunan fasilitas kesehatan. Rumah sakit, menurutnya, merupakan infrastruktur vital yang membutuhkan perencanaan matang, bukan sekadar mengikuti pola pembangunan umum.

“Prinsipnya sederhana, jangan samakan pembangunan rumah sakit atau sekolah dengan gedung biasa. Ini menyangkut pelayanan publik langsung, jadi harus lebih presisi,” pungkasnya. (Sumarna)

Tangerang, lensafokus.id –Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid secara simbolis menyerahkan bantuan program Sanitren (Sanitasi Pondok Pesantren) tahun 2025. Acara tersebut digelar di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Tangerang, Senin (8/9/25).

Dalam sambutannya, Bupati Maesyal Rasyid mengatakan bahwa program Sanitren merupakan kelanjutan dari program yang telah digagas Bupati sebelumnya, Ahmed Zaki Iskandar. Hingga saat ini sudah terbangun sekitar 746 pondok pesantren yang mendapatkan fasilitas sanitasi. Tahun 2025 ini kembali dilanjutkan dengan tambahan 75 pondok pesantren, sehingga total sudah mencapai total 821 pondok pesantren.

“Sanitasi pondok pesantren ini penting karena pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang mencetak generasi berakhlak, berilmu, dan berdaya saing. Fasilitas sanitasi yang baik akan mendukung kesehatan para santri sehingga mereka bisa belajar dengan nyaman,” ungkap Bupati Maesyal Rasyid

Lebih lanjut, Bupati menegaskan bahwa program ini tidak hanya membangun MCK, ruang jemur, dan sarana air bersih, tetapi juga mulai secara bertahap menyiapkan program pembangunan asrama pondok pesantren (Aspontren)

“InsyaAllah dalam dua tahun ke depan seluruh pondok pesantren di Kabupaten Tangerang bisa tuntas mendapatkan fasilitas sanitasi, dan secara bertahap hingga lima tahun ke depan asramanya juga dibenahi," jelasnya.

Pihaknya juga kembali menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada para kiai, ustaz, dan pengasuh pondok pesantren yang terus menjaga kondusivitas Kabupaten Tangerang. Dia berharap program berbasis pondok pesantren tersebut dapat berkelanjutan dan dapat langsung dirasakan manfaatnya sehingga dapat berkontribusi positif juga pada pembangunan daerah.

"Dengan adanya program ini, Pemerintah Kabupaten Tangerang berharap manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh para santri dan masyarakat sekitar, sekaligus memperkuat peran pesantren sebagai pusat pendidikan dan pembinaan generasi bangsa," pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris Bappeda Kabupaten Tangerang, Erwin Mawandi melaporkan bahwa setiap pondok pesantren penerima program Sanitren tahun 2025 akan mendapatkan bantuan yang dapat digunakan untuk pembangunan sanitasi sesuai dengan kebutuhan pondok pesantren masing-masing.

“Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, pelaksanaan program ini akan didampingi fasilitator yang membantu mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan fisik, hingga laporan kegiatan. Selain itu, kami juga melibatkan Kejaksaan dan Kepolisian untuk melakukan pendampingan dan pengawasan di lapangan,” jelas Erwin. (Red)

Tangerang, lensafokus.id – Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama para kepala sekolah SMP, SMA, dan SMK se-Kabupaten Tangerang.

Rakor yang juga dihadiri oleh Dandim 0510 Tigaraksa, Kapolresta Tangerang, Kabag Ren Polres Metro Tangerang Kota, Kasi Intel Kejari, Kadisdik, Kasatpol PP dan para Kapolsek tersebut digelar di Gedung Serbaguna (GSG) Puspemkab Tangerang, Senin (8/9/25),

Dalam arahannya, Bupati Maesyal Rasyid menegaskan bahwa Forkopimda bersama seluruh jajarannya dan pemerintah daerah terus melakukan langkah-langkah antisipasi serta deteksi dini terhadap segala potensi gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).

Dia juga menekankan pentingnya peran satuan pendidikan dalam menjaga stabilitas daerah dalam memperkuat sinergi dan menjaga kondusifitas Kamtibmas di wilayah Kabupaten Tangerang

"Kami bersama Forkopimda terus berkomunikasi intensif, siang dan malam, untuk merespons setiap perkembangan di lapangan. Begitu ada kejadian, kita langsung rapatkan barisan, berkoordinasi dengan Polres, Kodim, camat hingga kepala desa, agar situasi tetap terkendali. Kabupaten Tangerang ini wilayah strategis yang berdekatan dengan ibu kota, maka dampaknya cepat terasa. Karena itu, sinergi harus terus kita jaga," tegas Bupati.

Dia mengingatkan kepada para kepala sekolah untuk lebih meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan terhadap para siswanya, khususnya untuk memastikan absensi dan izin belajar. Pihaknya juga meminta agar pihak sekolah melakukan konfirmasi langsung kepada orang tua bila ada siswa yang tidak hadir atau meminta izin di luar jam belajar.

"Kalau ada anak izin, pastikan benar alasannya. Hubungi langsung orang tuanya. Jangan sampai siswa ikut kegiatan yang tidak jelas. Ini penting agar anak-anak kita tetap fokus belajar, dan kita bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," serunya.

Menurut dia, para kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik mempunyai peran penting sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan generasi bangsa sekaligus mencegah agar para siswa tidak mudah terpengaruh ajakan-ajakan negatif di luar lingkungan sekolah yang merugikan pihak lainnya. Untuk itu pihaknya juga mengajak semua pihak terus meningkatkan kewaspadaan dan sinergitas dalam menjaga Kamtibmas.

"Mari kita bersama-sama terus menjaga Kabupaten Tangerang agar tetap aman, damai, dan kondusif. Dengan sinergi yang kuat, saya yakin cita-cita kita untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Tangerang yang sejahtera dan berdaya saing dapat terwujud dengan baik," pungkasnya

Pada kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama untuk menjaga kondusifitas Kamtibmas oleh Bupati Tangerang, Unsur Forkopimda, perwakilan kepala OPD, para kepala sekolah dan Kapolsek. (Red)

Tangerang, lensafokus.id - Wakil Bupati (Wabup) Tangerang, Intan Nurul Hikmah membuka kegiatan kompetensi bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui metode Situational Judgement Test (SJT). Acara tersebut dilaksanakan di Gedung Kitri Bakti Curug, Senin (08/9/25).

Dalam sambutannya, Wabup Intan mengungkapkan bahwa penilaian kompetensi PNS melalui metode SJT tersebut akan menjadi dasar dalam pengembangan karier, penempatan jabatan, serta peningkatan kualitas kinerja ASN di Kabupaten Tangerang.

"Melalui metode Situational Judgement Test (SJT) ini, kita akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kemampuan para pegawai, baik dalam aspek teknis, manajerial, maupun sosial kultural. Hasil penilaian ini akan menjadi dasar dalam pengembangan karier, penempatan jabatan, serta peningkatan kualitas kinerja ASN di Kabupaten Tangerang," ungkap Wabup Intan

Dia menandaskan bahwa keberadaan ASN adalah sebagai pelayan masyarakat. Untuk itu kecakapan dan kompetensi seorang ASN harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sebagai wujud dukungan nyata terhadap visi dan misi pemerintah daerah agar pelayanan kepada masyarakat semakin cepat, tepat, transparan, dan berintegritas.

"Pada hakikatnya, keberadaan ASN adalah untuk melayani masyarakat, bukan dilayani. Jika pegawai memiliki kompetensi yang mumpuni, maka pelayanan publik akan semakin cepat, tepat, transparan, dan berintegritas. Tujuan akhir dari kegiatan ini bukan hanya untuk pemetaan kompetensi pegawai, tetapi juga untuk memperkuat kualitas pelayanan publik," tandasnya

Dia juga mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi BKPSDM, khususnya UPTD Penilaian Kompetensi yang terus berupaya membangun dan meningkatkan kompetensi ASN Kab. Tangerang agar ASN Kab. Tangerang semakin Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK).

"Saya memberikan apresiasi kepada BKPSDM Kabupaten Tangerang, khususnya UPTD Penilaian Kompetensi, yang telah mampu menyelenggarakan kegiatan ini secara mandiri. Ini menunjukkan kesiapan daerah kita dalam membangun sistem penilaian aparatur yang akuntabel dan berstandar nasional," ucapnya

Dirinya juga memberikan pesan kepada seluruh peserta agar mengikuti selutuh tahapan kegiatan dengan sungguh-sungguh dan penuh kejujuran. Serta mau dan mampu terus berintrospeksi, mengembangan diri, serta memotivasi untuk meningkatkan kemampuan, baik dalam aspek teknis, manajerial, maupun sosial kultural

"Kepada para peserta, saya berpesan agar mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh dan penuh kejujuran. Jadikan momentum ini sebagai sarana introspeksi, pengembangan diri, serta motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan, baik dalam aspek teknis, manajerial, maupun sosial kultural," pungkasnya. (Red)

Page 42 of 588
Go to top