Banten

Banten (5892)

Sumedang, lensafokus.id – Karaton Sumedang Larang akan menggelar Festival Budaya Karaton Sumedang Larang, yang akan dilaksanakan pada 25 Agustus hingga 6 September 2025. Agenda tahunan pada bulan Maulid (Rabiul Awal) ini sekaligsu memperingati hari lahirnya, Nabi Muhammad SAW--memadukan unsur keagamaan dengan budaya Sunda dalam satu kesatuan yang harmonis.

“Festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga jalan untuk menyambung rasa syukur, menghormati warisan leluhur, serta meneladani akhlak Rasulullah SAW,” kata Ketua Pelaksana Mahapatih Karaton Sumedang Larang, Rd. Lily Djamhur Soemawilaga, saat berbincang dengan BantenGate.id di Karaton Sumedang Larang, Sabtu (16/8/2025).

Acara yang digelar rutin setiap tahun ini bukan sekadar seremonial, melainkan juga wujud pelestarian warisan budaya dan keagamaan. Setiap rangkaian kegiatan sarat dengan filosofi luhur Sunda yang berpadu dengan semangat Islam—sebagai pengingat bahwa agama dan budaya dapat berjalan beriringan dalam harmoni.

Festival tahun ini menghadirkan empat agenda utama yang sarat nilai spiritual dan budaya:

1. Nyuguh Ageung, akan dilaksanakan pada Ahad 24 Agustus 2025. Nyuguh Ageung adalah tradisi leluhur ini menjadi bentuk ngajugjug syukur ka Gusti Allah (menghaturkan rasa syukur kepada Allah SWT). Makanan dan hasil bumi disajikan sebagai lambang berkah, rezeki, serta doa keselamatan bagi masyarakat Sumedang.

2. Kirab Pusaka / Kirab Alit. Pusaka karaton diarak keliling kota dengan penuh khidmat. Kirab ini bukan sekadar menampilkan benda sejarah, melainkan simbol ngajaga amanah karuhun (menjaga warisan leluhur) yang harus terus diwariskan kepada generasi muda.

3. Jamasan Pusaka (Ngumbah Pusaka). Acara ini akan dilaksanakan pada Senin 25 Agustus 2025. Jamasan Pusaka, adalah prosesi membersihkan pusaka yang dimaknai sebagai simbol penyucian diri sekaligus lambang menjaga jati diri. Bagi masyarakat Sunda, merawat pusaka sama artinya dengan merawat nilai kehidupan yang luhur.

4. Pasanggiri Duta. Acara ini akan dilaksanakan pada 5 September – 7 September 2025. Pasanggiri yaitu kegiatan perlombaan putra/puteri Karaton Sumedang Larang.

5. Tausyiah Maulid Nabi Muhammad SAW. Puncak acara akan diisi dengan tausyiah, mengingatkan masyarakat akan keteladanan Rasulullah SAW: kasih sayang, kejujuran, dan kepemimpinan yang penuh hikmah, yang akan digelar padaa 5 September 2025.

Selain itu, Festival Karaton Sumdang Larang, juga diramaikan dengan Bazar/Pameran UMKM lokal yang menampilkan kuliner khas Sumedang, kerajinan tangan, batik, hingga produk kreatif masyarakat.

Ketua Pelaksana Festival Karaton Sumedang Larang, Mahapatih Karaton Sumedang Larang Rd. Lily Djamhur Soemawilaga, menuturkan bahwa festival ini adalah momentum menyatukan umat.

“Lewat Nyuguh Ageung kita belajar berbagi, lewat Kirab Pusaka kita belajar menjaga amanah, lewat Jamasan kita belajar menyucikan hati, dan lewat Maulid kita belajar meneladani Rasulullah. Semua ini harus terus diwariskan,” ujarnya.

Sementara, Penasehat Festival Karaton Sumedang Larang, Radya Anom Karaton Sumedang Larang Rd. Luky Djohari Soemawilaga, mengajak semua pihak untuk mendukung dan berpartisipasi, agar Festival dapat berjalan baik dan lancar. “Kami berharap doa, dukungan moral, dan bantuan dari berbagai pihak, karena festival ini persembahan untuk masyarakat sekaligus amanah dari karuhun.” harapnya.

Pelindung acara, Sri Radya Karaton Sumedang Larang H. Rd. Ikik Lukman Soemadisoeria, menambahkan, Karaton Sumedang Larang tidak bisa dipisahkan dari masyarakatnya. Tradisi ini adalah warisan bersama, milik urang Sumedang sadayana.

Festival Budaya Karaton Sumedang Larang adalah wujud pepatah Sunda: “Ngindung ka waktu, mibapa ka jaman, mulang ka asal.” Meski hidup mengikuti perkembangan zaman, masyarakat tidak boleh melupakan asal-usul dan warisan leluhur. (Red)

Serang, lensafokus.id - Dalam Rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Korem 064/MY menggelar lomba 17-an yang sarat nilai kebersamaan dan sportivitas di Stadion Ciceri, Serang.

Acara dihadiri oleh Danrem 064/MY Brigjen TNI Andrian Susanto, S.I.P., M.Han., M.I.Pol. bersama Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 064 PD III/Slw , Kasrem 064/MY Kolonel Inf Djohan Darmawan bersama Wakil Ketua Persit KCK Koorcab Rem 064 PD III/Slw beserta pengurus. Hadir pula para Pejabat Utama Korem, Komandan/Kepala Dinas Jawatan, Prajurit, PNS, dan keluarga besar Korem 064/MY beserta putra-putri, sehingga suasana berlangsung meriah, penuh semangat, dan keakraban.

Rangkaian lomba diwarnai dengan berbagai kegiatan menarik seperti tarik tambang, makan kerupuk, pukul guling, merias gapura, lomba kebersihan, hingga lomba-lomba kreatif seperti voli terpal, estafet balon, dan joget balon. Sorak sorai penonton dan dukungan keluarga menambah keceriaan di setiap perlombaan.

Dari seluruh rangkaian kegiatan, panjat pinang menjadi acara puncak yang paling seru dan menyedot perhatian. Para peserta dengan penuh semangat berusaha menaklukkan batang pinang licin untuk meraih hadiah di puncaknya. Sorakan, tawa, dan semangat gotong royong keluarga besar Korem membuat suasana semakin meriah. Lebih dari sekadar lomba, panjat pinang menjadi simbol perjuangan, kerja sama, dan pantang menyerah, nilai yang sejalan dengan semangat kemerdekaan.

Dalam sambutannya, Danrem 064/MY Brigjen TNI Andrian Susanto menekankan pentingnya sportivitas, kebersamaan, serta menjaga faktor keamanan dalam setiap perlombaan.

"Lomba 17-an yang kita gelar ini sederhana, tapi maknanya besar. Mari kita isi dengan keceriaan, sportivitas, dan semangat juang. Namun ingat, dalam setiap perlombaan utamakan keselamatan. Jangan sampai ada yang cedera, karena yang terpenting bukan siapa yang menang, tetapi bagaimana kita menjaga persatuan dan merayakan kemerdekaan dengan penuh syukur,” tegas Danrem.

Acara semakin semarak dengan hiburan dari Excellent Band serta sajian kuliner nusantara yang dinikmati bersama. Kehadiran Prajurit, PNS, Persit, dan anak-anak menjadikan perayaan ini bukan sekadar lomba, melainkan momentum mempererat persaudaraan, menumbuhkan rasa syukur, serta meneguhkan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia. (Red)

Lebak, lensafokus.id - Momen saklar upacara hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia sebuah refleksi kebatinan mengenang para pejuang yang telah berkorban bukan hanya sebatas harta maupun benda tapi lebih pada jiwa dan raga memperjuangkan agar menjadi bangsa dan negara merdeka lepas dari para penjajah di bumi nusantara Indonesia.

Seperti biasa Pemerintahan Daerah Kabupaten (Pemkab) Lebak upacara dilaksanakan di alun alun kota Rangkasbitung di depan Kantor Pemkab Lebak seperti biasa dihadiri ribuan peserta dari berbagai kalangan diantaranya,Bupati dan wakil Bupati Lebak Pimpinan DPRD Lebak ,para pejabat pemerintah, ASN , TNI , Polri , Politisi , Veteran dan Tokoh Masyarakat serta pelajar mahasiswa.

Upacara kenegaraan kemerdekaan Republik Indonesia yang awalnya penuh hikmat dan kebatinan berubah menjadi sarana penebar permusuhan dan saat pidato Bupati Lebak dinodai oleh sikap arogan Bupati Lebak Hasby Asidiki Jayabaya dengan perkataan kasar seperti anak kampung tak berwawasan bukan terlahir dari anak bangsawan berdarah biru.

" Jalan desa aya 1600 kilo meter rusak jumlah desa aya 340 , para kepala desa anu hadir di dieu inget aya undang undang desa nomor 6 tahun 2014 aing bupati di pariksa ku aing dararia dana desa , jalan desa rusak make mobil mah Fortuner mararewah. Ulah macem macem dararia ka aing di pariksa ku aing dana desa , aing ieu turunan jawara " , itulah kata kata yang keluar dari mulut Bupati Lebak di hari yang sakral bagi bangsa indonesia.

Selain kepala desa termasuk sekda kepala dinas dan dewan pengawas RSUD Adjidarmo di perlakukan hampir sama oleh Bupati Lebak.

IMG 20250818 WA0058

Eli Sahroni mengaku prihatin dengan kejadian itu yang tidak seharusnya terjadi karena seorang Bupati harus menjaga lisan dan sikap mengingat panutan jutaan orang selaku warganya.

" Kata- kata itu membuktikan Bupati Lebak anak ingusan yang bodoh tak memiliki wawasan intelektual sehingga tak mampu mengendalikan perasaan. Itu tak lebih dari anak kampung bukan terlahir dari darah bangsawan yang memiliki pendidikan mumpuni berpengalaman jadi anggota DPR RI selama dua periode", kata eli sahroni aktivis Banten asal lebak. (Cecep)

Tangerang, lensafokus.id – Upacara penurunan bendera Merah Putih dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia berlangsung meriah di Lapangan Raden Aria Yudhanegara Puspemkab Tangerang, pada Minggu (17/8/25) sore.

Tempat upacara kembali dipadati oleh para tamu undangan serta masyarakat sekitar yang antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Wakil Bupati Tangerang, Intan Nurul Hikmah bertindak langsung sebagai inspektur upacara tersebut.

Sebelum prosesi upacara penurunan dimulai, berbagai penampilan kreasi dan seni budaya daerah seperti penampilan tari-tarian daerah, pencak silat dari IPSI Kabupaten Tangerang dan juga Gita Wibawa Praja (GWP) Marching Band menyemarakan suasana

Warga sekitar yang memadati Lapangan Aria Yudhanegara terlihat antusias menyaksikan penampilan tersebut.

Sementara itu, penurunan bendera merah putih dalam perhelatan HUT Ke-80 RI dilakukan oleh 25 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Bertindak sebagai Komandan Upacara Kapten Infantri Beriaman Halawa Sementara yang bertindak sebagai Perwira Upacara yakni kapten Infantri Ali Maskuri.

Upacara penurunan bendera ini menjadi penutup dari seluruh rangkaian perayaan HUT ke-80 RI di Kabupaten Tangerang yang berlangsung sejak pagi hari, dan meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta dan masyarakat yang hadir. (Red)

Lebak, lensafokus.id – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Banten Genius Network yang diketuai oleh Bunda Yemmelia menyelenggarakan upacara bendera di Situs Kesultanan Banten, tepatnya di depan gerbang Keraton Surosowan. Minggu (17/8/2025). Kegiatan sakral ini berlangsung dengan khidmat dan lancar, disaksikan oleh ratusan peserta yang hadir dengan penuh semangat kebangsaan.

Upacara dipimpin langsung oleh Sultan Banten ke-XVIII, RTB Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja, MBA. (Sultan Syarif Muhammad Ash-Shafiuddin) selaku inspektur upacara. Hadir pula mendampingi beliau istri tercinta drg. Nina Arifai Kesumaningrat, SpPM (Ratu Prameswari), Putri Sulung beliau, Ratu Ayu Primiputri Rakhmania Soerjaatmadja, S.Hum, MM (selaku Ratu Wakil) dan Ratu Bagus Akhmatindra Adisatria Rachman, SE (sebagai Putra Mahkota), serta sejumlah tokoh ulama, pendekar, dan perwakilan pemerintah daerah.

Dalam amanatnya, Sultan Banten menyampaikan bahwa sejak abad ke-16, Kesultanan Banten telah menjadi saksi perjumpaan bangsa-bangsa dunia. Saat bangsa asing pertama kali datang dengan niat yang bercampur kepentingan, leluhur Banten menyambut dengan persahabatan. Namun, ketika kesombongan dan penindasan ditunjukkan, Banten menegakkan marwah bangsanya.

“Dari perlawanan rakyat di Anyer, perjuangan para jawara di Cilegon, hingga semangat para ulama yang menyatukan iman dengan keberanian, semua itu adalah warisan perjuangan yang meneguhkan bahwa Banten tidak pernah tunduk pada penjajahan. Inilah watak Banten: ramah kepada sahabat, teguh kepada penindas. Keramahan bukan kelemahan, dan ketegasan bukan permusuhan. Marwah bangsa adalah harga diri yang tidak dapat ditawar,” tegas Sultan Banten ke-XVIII dalam amanatnya.

Lebih lanjut, beliau mengajak seluruh masyarakat untuk mengisi kemerdekaan dengan karya nyata, yaitu memakmurkan rakyat, menjaga warisan budaya, memperkuat persatuan, dan meneguhkan jati diri bangsa. Sultan juga menekankan pentingnya perlindungan situs-situs sejarah dan warisan budaya sebagai kewajiban bersama, karena di dalamnya tersimpan identitas dan marwah bangsa.

Usai upacara, acara dilanjutkan dengan pemberian santunan kepada anak yatim piatu secara simbolis sebagai wujud rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang dianugerahkan Allah SWT kepada bangsa Indonesia.

Sebagai penutup, para peserta dihibur dengan pentas seni debus dari Laskar Kesultanan Banten pimpinan KH. TB. Astari, yang semakin menambah kemeriahan sekaligus mempertegas identitas budaya khas Banten.

Acara peringatan HUT RI di Situs Keraton Surosowan ini tidak hanya menjadi momentum kebangsaan, tetapi juga peneguhan jati diri Banten sebagai negeri ulama dan jawara yang senantiasa mendukung tegaknya kemerdekaan Republik Indonesia. (Cecep)

Lebak, lensafokus.id - Dalam memperingati dan mengisi HUT Kemerdekaan RI ke 80, warga Perumahan Mabu Park mengadakan sepeda hias bersama warga yang tergabung di RT 09, dan RT 10 Desa Aweh Kecamatan Kalanganyar. Acara ini di inisiasi oleh para warga Perumahan Mabu Park, pada Hari Minggu (17/08/2025).

Deni, Ketua RT 09 yang juga warga Perumahan Mabu Park menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk silaturahmi sesama warga Perumahan Mabu Park.Tujuan dari kegiatan ini selain untuk memeriahkan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 80 yaitu membuat badan sehat, jiwa sehat, dan merdeka.

“di goes bersama dan merdeka bersama adalah harapan untuk semua warga perumahan Mabu Park Momentum ini sebagai ajang untuk menjadi persatuan sesama warga,” ucapnya.

Rafi, warga Perumahan Mabu Park, menyampaikan bahwa kegiatan sepeda hias ini sudah berjalan dua tahun berturut-turut selama perayaan HUT RI ke 80.

“Ini adalah pondasi untuk menjadi pemersatu dan anak-anak Perumahan Mabu Park mampu mengingat sejarah akan pentingnya makna kemerdekaan RI. Apalagi momentum setelah sepeda hias dengan penurunan bendera merah putih kita menyanyikan lagu Indonesia Raya dan 17 Agustus merupakan momen yang sangat romantis yang diingat oleh anak-anak dan warga Perumahan Mabu Park”, pungkasnya. (Cecep)

Page 54 of 590
Go to top