Berita Gaya Hidup Lensa Fokus

KOTA TANGERANG, lensafokus.id — Warga RW 01, Kelurahan Cimone Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, menggelar kegiatan kerja bakti bulanan yang melibatkan seluruh warga dari RT 01, RT 02, dan RT 03, Minggu pagi. Kegiatan ini menjadi agenda rutin yang dilakukan setiap bulan sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan upaya mencegah penyebaran penyakit.

Ketua RW 01, Abdul Latif, mengatakan bahwa program kerja bakti ini merupakan kesepakatan bersama seluruh warga tanpa membedakan latar belakang, baik warga asli maupun warga yang mengontrak di wilayah tersebut.

“Program kerja bakti ini kami lakukan setiap satu bulan sekali. Semua warga, baik yang ngontrak maupun pribumi, punya tanggung jawab yang sama untuk menjaga kebersihan lingkungan. Tujuannya agar lingkungan tetap bersih dan warga terhindar dari penyakit seperti DBD,” ujar Abdul Latif.

IMG 20251026 153737

Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar membersihkan lingkungan, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas antarwarga. Ia menegaskan, kebersamaan inilah yang menjadi modal penting dalam menjaga keharmonisan sosial di lingkungan RW 01.

“Rasa kebersamaan ini akan terus kami tingkatkan. Semua warga memiliki hak dan tanggung jawab yang sama tanpa membeda-bedakan. Intinya, kita semua warga negara Indonesia yang harus saling menghargai dan menjaga lingkungan bersama,” tambahnya.

IMG 20251026 153802

Abdul Latif juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan terutama di musim hujan, di mana potensi munculnya berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), muntaber, dan chikungunya cukup tinggi.

“Saya selalu mengimbau warga agar rajin membersihkan saluran air, parit yang tersumbat, serta membuang sampah pada tempatnya. Kalau lingkungan bersih, insyaallah kita semua akan terhindar dari penyakit,” tegasnya.

Kegiatan kerja bakti ini disambut antusias oleh warga. Selain membersihkan selokan dan halaman rumah, warga juga menanam tanaman hias di sekitar jalan lingkungan sebagai upaya memperindah kawasan RW 01 Cimone Jaya. (Sumarna)

Published in Banten

Tangerang, lensafokus.id — Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk memastikan seluruh anak mendapatkan imunisasi Polio lengkap dan layanan kesehatan yang optimal.

Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya pada acara Peringatan Hari Polio Sedunia (World Polio Day) Tahun 2025 bersama Rotary District, avata tersebut digelar di Halaman Parkir Supermall Karawaci Kelapa Dua. Minggu, (26/10/25).

“Masih ada sekitar 5 persen sasaran imunisasi yang perlu kita tuntaskan. Ini akan terus kita estafetkan kepada Puskesmas dan Posyandu di seluruh wilayah. Kami mohon dukungan semua pihak, termasuk Rotary, agar anak-anak kita semua terlindungi,” ungkap Bupati Maesyal Rasyid

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan bahwa cakupan imunisasi di Kabupaten Tangerang telah mencapai lebih dari 95 persen pada tahun 2024. Upaya pemberantasan Polio merupakan bagian dari gerakan besar peningkatan kesehatan anak di Kabupaten Tangerang, yang juga mencakup pencegahan stunting, penyakit menular, dan penyakit tidak menular.

“Polio tidak ada obatnya, tapi bisa dicegah dengan imunisasi lengkap. Mari kita pastikan seluruh anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal. Orang tua, guru, tokoh agama, dan kader memiliki peran penting dalam menyebarkan pesan kesehatan ini,” imbuhnya.

Bupati juga menyoroti komitmen nyata pemerintah daerah dalam mendukung sektor kesehatan. Ia menyebut bahwa alokasi anggaran bidang kesehatan Kabupaten Tangerang telah mencapai 25 persen dari total APBD, jauh melebihi mandat nasional sebesar 10 persen.

“Anggaran kesehatan kita mencapai 25 persen dari APBD. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperkuat pelayanan kesehatan hingga ke tingkat desa, Posyandu, dan RT/RW. Nanti di akhir tahun, kita akan evaluasi bersama dampaknya bagi masyarakat,” jelasnya.

Selain menyampaikan apresiasi kepada seluruh tenaga kesehatan, pihaknya juga mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kepada Kementerian Kesehatan, WHO, UNICEF, dan Rotary International atas dukungan dan sumbangsihnya dalam mewujudkan Kabupaten Tangerang bebas Polio.

“Satu anak yang tidak terimunisasi adalah risiko bagi kita semua. Mari kita jaga bersama generasi penerus bangsa dari ancaman Polio,” pungkasnya. (Red)

Published in Banten

Tangerang, lensafokus.id - Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid melepas ratusan peserta Starfit Fun Run 2025 yang digelar di Pasar Modern Intermoda Kec. Cisauk, Minggu (26/10/25).

Dalam sambutannya, Bupati Maesyal Rasyid yang juga membuka acara Starfit Fun Run 2025 menyampaikan apresiasi atas partisipasi luar biasa kepada masyarakat, terutamanya pihak penyelenggara yang telah mengemas kegiatan dengan sangat menarik penuh dengan kebersamaan dan kegembiraan.

"Hari ini hari ini, Alhamdulillah kita hadir bersama dalam rangka melaksanakan salah satu agenda yang cukup positif, penuh kebersamaan dan kegembiraan yaitu olahraga adalah Starfit Fun Run tahun 2025," ujar Bupati Maesyal Rasyid

Menurut dia, kegiatan Fun Run dengan jarak tempuh 10 km dan 5 km tersebut juga mendorong untuk membiasakan gaya hidup sehat dan mempererat semangat kebersamaan di tengah masyarakat.

“Hari ini Fun Run ini menunjukkan gaya hidup sehat buat kita semua. Kegiatan semacam ini memang ditunggu oleh masyarakat, dan kita harapkan bisa terus berlanjut di masa mendatang,” imbuhnya.

Mengakhiri sambutannya, pihaknya menghimbau seluruh peserta untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan keamanan selama kegiatan berlangsung serta mengucapkan terima kasih atas kontribusi positif dalam mengolahragakan dan menyehatkan masyarakat.

"Terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung, mulai dari panitia, sponsor, kepala OPD hingga camat yang jadi tuan rumah. Mudah-mudahan ini juga akan menjadi agenda rutin setiap tahunnya, pungkasnya. (Red)

Published in Banten

Bogor, lensafokus.id - Membangun masa depan Puncak yang lestari, IPB University bersama para pakar lintas disiplin dan pelaku usaha menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Pengembangan Kawasan Puncak yang Berkelanjutan: Melestarikan Kawasan Puncak dan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Regional”. Forum ini membahas arah pengelolaan kawasan Puncak agar mampu menyeimbangkan kepentingan ekologi, ekonomi, dan sosial secara berkelanjutan.

Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, memiliki peran strategis ganda sebagai kawasan konservasi lingkungan sekaligus destinasi wisata nasional. Secara hukum, wilayah ini berstatus Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yang berarti pengembangan wisata berbasis ekologi sah dilakukan selama tetap menjaga fungsi konservasi. Namun, tumpang tindih kewenangan dan ketidakselarasan regulasi antara pemerintah pusat dan daerah telah menimbulkan ketidakpastian hukum bagi pelaku usaha dan investor, sehingga diperlukan langkah penyelarasan yang lebih terintegrasi.

IMG 20251026 WA0015

Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University, Prof. Dr. Sofyan Sjaf, menyampaikan bahwa pembangunan di kawasan Puncak bukan sekadar soal investasi, tetapi tentang melindungi ekosistem strategis, menjaga identitas budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kawasan ini harus menjadi contoh sinergi antara ekologi dan ekonomi. Kita perlu membuktikan bahwa pembangunan bisa berjalan tanpa merusak alam,” ujarnya.

Salah satu pembahasan utama dalam FGD adalah EIGER Adventure Land di kawasan Megamendung, hasil kemitraan antara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan sektor swasta, yang menjadi contoh nyata penerapan ekowisata berkelanjutan yang mengusung prinsip 5P (People, Planet, Prosperity, Peace, Partnership) dan 7E (Ekologi, Etnologi, Ekonomi, Edukasi, Estetika, Etika, Entertainment).

Dari aspek lingkungan, EIGER Adventure Land menerapkan pendekatan konservasi dan inovasi melalui program “One Ticket One Tree” yang menargetkan penanaman satu juta pohon, disertai pembangunan sumur resapan dan kolam retensi untuk menjaga daya serap air dan mencegah banjir. Sejak 2021, PTPN dan mitra telah menanam lebih dari 96.000 pohon di hulu DAS Ciliwung sebagai bagian dari rehabilitasi vegetasi berkelanjutan.

EIGER Adventure Land juga menunjukkan komitmen kolaboratif dengan pemerintah pusat dan daerah dalam memulihkan ekosistem Taman Nasional Gunung Gede Pangrango serta mengembalikan dan mengoptimalkan aset negara milik PTPN yang telah lama dikuasai masyarakat secara ilegal sejak 1998. Upaya ini memperkuat konservasi sekaligus memulihkan fungsi ekologis lahan kritis di kawasan hulu.

Dari sisi sosial-ekonomi, destinasi ekowisata ini berkontribusi melalui penciptaan lapangan kerja, yaitu lebih dari 400 tenaga kerja pada fase pembangunan dan sekitar 1.200 pada fase operasional penuh, serta kemitraan dengan UMKM dan pelestarian budaya Sunda melalui pusat kebudayaan dan jalur wisata edukatif.

Dengan visi tersebut, EIGER Adventure Land dipandang sebagai contoh nasional ekowisata berkelanjutan, membuktikan bahwa investasi swasta dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian budaya lokal.

Dalam sesi hukum dan tata kelola lingkungan, sejumlah ahli menilai bahwa pencabutan izin terhadap beberapa pelaku usaha di kawasan Puncak, termasuk EIGER Adventure Land, perlu ditinjau ulang karena ditemukan indikasi ketidaksesuaian prosedur sebagaimana diatur dalam Pasal 48 Permen LHK 14/2024 dan UU 30/2014. Para pakar hukum dan lingkungan sepakat bahwa langkah yang lebih konstruktif adalah melalui rencana aksi perbaikan (Corrective Action Plan), bukan pencabutan izin, selama tidak ditemukan pelanggaran berat terhadap lingkungan.

FGD ini merumuskan tiga rekomendasi utama untuk mewujudkan tata kelola Kawasan Puncak yang berkelanjutan:

1. Harmonisasi Kebijakan dan Kepastian Izin Sinkronisasi mandat KSPN dengan perizinan lingkungan dan tata ruang diperlukan agar pelaku usaha memperoleh kepastian hukum. Untuk kasus yang telah berjalan, disarankan pendekatan rencana aksi perbaikan (Corrective Action Plan) dibanding pencabutan izin, selama tidak ada pelanggaran lingkungan berat.

2. Perizinan Berbasis Kinerja Lingkungan Regulasi perlu memberi ruang bagi pelaku usaha yang terbukti menjaga keseimbangan ekologi, sosial, dan ekonomi, tanpa harus menghentikan investasi yang berorientasi keberlanjutan.

3. Kewajiban Sosial-Ekonomi yang Terukur Setiap investasi perlu disertai komitmen nyata bagi masyarakat lokal melalui kemitraan dengan UMKM, penyerapan tenaga kerja daerah, serta kontribusi bagi kesejahteraan dan pemberdayaan komunitas.

Forum FGD ini menyampaikan pesan penting bahwa menjaga Kawasan Puncak bukanlah sekadar pilihan, melainkan merupakan kebutuhan dan panggilan bersama. Di balik hijaunya lereng dan sejuknya udara, tersimpan tanggung jawab besar untuk merawat sumber kehidupan yang memberi manfaat bagi jutaan orang. Melalui kemitraan dan kolaborasi tulus antara pemerintah, swasta, masyarakat, akademisi, dan media, Puncak dapat terus lestari dan tumbuh sebagai ruang hidup yang bermakna, membawa harapan baru di mana aspek ekologi, sosial, budaya, dan ekonomi berjalan beriringan, membangun kawasan yang lebih hijau dan berkelanjutan. (Billy Adhiyaksa)

Published in Nasional
Go to top