Tangerang, lensafokus.id – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Masyarakat Nelayan Indonesia (HMNI) Kabupaten Tangerang mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang hari ini. Audiensi ini tak hanya membahas potensi sektor kelautan, tetapi juga jadi ajang kritik tajam HMNI terhadap pelaksanaan Program Kegiatan Prioritas (Pokir) yang dinilai tak memihak nelayan.
Ketua HMNI Kabupaten Tangerang, Muhamad Jembar, mengatakan pertemuan ini adalah tindak lanjut dari surat apresiasi HMNI sebelumnya kepada DPRD. Tujuannya jelas, untuk memperkuat sinergi antara nelayan dan legislatif demi kesejahteraan serta pemberdayaan mereka.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan legislatif terhadap nelayan. Lewat pertemuan ini, kami ingin menyampaikan berbagai aspirasi dan potensi besar di sektor kelautan yang belum digarap optimal," ujar Jembar.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Muhamad Amud, menyambut baik inisiatif HMNI. Ia menegaskan komitmennya untuk mendorong kebijakan yang pro-nelayan. "Potensi perikanan di Kabupaten Tangerang sangat besar dan harus dikelola secara berkelanjutan, tentu dengan fokus pada kesejahteraan," jelas Amud.

Dalam audiensi ini, HMNI juga memaparkan beberapa program usulan, seperti pelatihan peningkatan kapasitas nelayan, pendampingan koperasi perikanan, hingga penguatan infrastruktur pelabuhan rakyat. Harapannya, program ini bisa meningkatkan taraf hidup nelayan dan memajukan sektor perikanan.
Namun, suasana audiensi sempat memanas ketika HMNI melayangkan kritik pedas terhadap pelaksanaan Pokir. Menurut HMNI, alokasi anggaran Pokir selama ini justru lebih banyak mengalir ke kantong pengusaha kontraktor dan kelompok konstituen tertentu, bukan pada kebutuhan riil masyarakat seperti bantuan sosial, nelayan, atau sektor pendidikan.
Mohamad Jembar tak segan-segan mengungkapkan kekhawatirannya akan minimnya transparansi dalam pelaksanaan Pokir. Ia mendesak pemerintah daerah dan DPRD untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh.
"Pokir harus dijalankan dengan transparan dan adil. Jika tak ada perubahan, kami siap membawa persoalan ini ke aparat penegak hukum dan lembaga anti-korupsi!" tegas Jembar, menunjukkan keseriusan HMNI.
Audiensi dan kritik yang disampaikan hari ini diharapkan menjadi langkah konkret menuju perbaikan tata kelola anggaran publik. HMNI Kabupaten Tangerang berharap ini akan menjadi titik awal pemberdayaan masyarakat nelayan dan sektor perikanan yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan. (Rm)
TANGERANG, lensafokus.id - Wakil Bupati Tangerang, Intan Nurul Hikmah menegaskan pentingnya persatuan dalam keberagaman sebagai pondasi utama sekaligus kunci keberhasilan dalam membangun Kabupaten Tangerang yang lebih maju dan harmonis.
Hal tersebut disampaikan Intan Nurul Hikmah saat menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun ke-26 HKBP Taman Adiyasa sekaligus sekaligus meresmikan status Persiapan Resort di lingkungan Gereja HKBP Taman Adiyasa, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Minggu (15/6/25).
"Semangat kebersamaan yang terjalin selama ini merupakan pondasi penting dalam membangun Kabupaten Tangerang yang religius, harmonis, sejahtera, dan berdaya saing," ungkap Wabup Intan
Ia juga menekankan bahwa pembangunan suatu wilayah tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, namun semua elemen masyarakat harus terlibat aktif tanpa kecuali.
“Membangun sebuah kota tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Tetapi, diperlukan kerja sama yang kuat dengan semua elemen masyarakat, termasuk jemaat gereja," ucapnya.
Dirinya berharap peringatan HUT dan peresmian persiapan Resort di lingkungan Gereja HKBP Taman Adiyasa tersebut bisa menjadi tonggak pelayanan dan toleransi antar umat beragama.
"Peringatan ulang tahun ke-26 ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan pelayanan HKBP Taman Adiyasa yang telah berlangsung selama lebih dari dua dekade. Semoga bangsa kita semakin jaya, maju, modern, serta terus menjaga silaturahmi dan toleransi antar umat beragama,” ujarnya
Wakil Bupati Intan juga menyampaikan bahwa peresmian Persiapan Resort HKBP Taman Adiyasa ini merupakan tonggak penting bagi organisasi gereja. Moment tersebut juga menunjukkan kebijaksanaan dan kedewasaan gereja dalam pelayanan serta kesiapan untuk menjalankan tugas-tugas kegerejaan yang lebih luas.
"Kami dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang menyambut dengan baik dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi dan kontribusi HKBP Taman Adiyasa dalam membina kehidupan spiritual jemaat serta menciptakan kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Tangerang," imbuhnya
Ia juga mengingatkan bahwa menghormati perbedaan dan menjaga kebersamaan adalah landasan kokoh untuk menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis. Ia berharap keberagaman di Kabupaten Tangerang terus menjadi kekuatan yang mempersatukan.
“Pemerintah bersama Polisi dan TNI juga selalu memastikan kebebasan beribadah bagi semua agama berjalan dengan lancar. Empati dan kepedulian terhadap sesama adalah kunci dalam menjaga harmoni di tengah masyarakat kita,” pungkasnya. (Red)
Tangerang, lensafokus.id — Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid membuka ruang untuk saling bersinergi, diskusi, dan siap menerima kritik para mahasiswa di Kabupaten Tangerang untuk kemajuan daerah. Hal itu disampaikan Bupati Maesyal pada pelantikan Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Persiapan Kabupaten Tangerang yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Intan Nurul Hikmah.
Dalam sambutannya, Bupati Maesyal Rasyid menyampaikan ucapan selamat kepada jajaran pengurus baru serta apresiasi kepada pengurus sebelumnya atas kiprah dan kontribusi nyata yang telah diberikan kepada pembangunan daerah.
“Atas nama Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Tangerang, saya mengucapkan selamat kepada pengurus yang baru dilantik dan terima kasih kepada pengurus lama yang telah berjalan bersama pemerintah dan masyarakat dalam upaya membangun daerah, khususnya di sektor pembangunan sumber daya manusia,” ujar Bupati Maesyal Rasyid di Gedung Serba Guna (GSG) Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang, Minggu (15/6/25).
Dia menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai mitra strategis dan agen perubahan. Menurutnya, kontribusi nyata mahasiswa tidak hanya dibutuhkan oleh pemerintah daerah, tetapi juga masyarakat.
“Mahasiswa wajib memberikan kontribusi nyata. Aspirasi dan pemikiran kritis yang konstruktif sangat dibutuhkan. Pemerintah Kabupaten Tangerang membuka ruang seluas-luasnya untuk bersinergi, berdiskusi, bahkan menerima kritik yang membangun demi kemajuan bersama,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati mengingatkan agar para mahasiswa tetap mengutamakan penyelesaian studi sebagai tanggung jawab utama, meskipun aktif dalam organisasi.
“Organisasi penting untuk mengasah kepemimpinan dan pengalaman, tapi jangan sampai melupakan tanggung jawab utama: menyelesaikan kuliah. Karena dari situ akan lahir generasi yang siap membangun Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Ketua Umum HMI Cabang Persiapan Kabupaten Tangerang, Akmal Al Mulk, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehadiran HMI di Kabupaten Tangerang merupakan bagian dari perjuangan intelektual dan sosial mahasiswa Islam dalam membangun peradaban.
“Alhamdulillah, HMI di Kabupaten Tangerang sudah mulai aktif sejak 2023. Meski masih dalam tahap cabang persiapan, kami terus berupaya menjalankan peran sebagai kontrol sosial dan penggerak perubahan. Harapannya, status persiapan ini segera naik menjadi cabang definitif,” ujarnya.
Akmal menegaskan komitmen HMI untuk terus bergerak dan bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, demi kemajuan Kabupaten Tangerang yang lebih baik. (Red)
Tangerang, lensafokus.id – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tangerang kembali menggelar operasi penyakit masyarakat (pekat) dengan sasaran utama praktik prostitusi terselubung dan pelanggaran izin usaha di wilayah pesisir. Operasi ini dilaksanakan pada Jumat malam (13/06/2025) di dua wilayah, yakni Kecamatan Mauk dan Kecamatan Kemiri.
Operasi ini merupakan bagian dari penegakan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum, Ketenteraman Masyarakat, dan Perlindungan Masyarakat. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, tertib, dan bermoral di Kabupaten Tangerang.
Kepala Satpol PP Kabupaten Tangerang, Agus Suryana, menjelaskan bahwa operasi ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat yang merasa resah dengan keberadaan tempat-tempat yang diduga digunakan untuk praktik prostitusi. Salah satu lokasi yang menjadi fokus di Kecamatan Mauk adalah kawasan pesisir Pantai Sangrila.
Dalam operasi tersebut, petugas berhasil menemukan sebuah bangunan menyerupai kamar yang dibangun di atas laut (bagan), yang diduga digunakan untuk aktivitas mencurigakan. Empat wanita yang diduga berperan sebagai pemandu karaoke di sebuah tempat hiburan, serta satu pasangan bukan suami istri yang tertangkap basah di dalam bagan, diamankan oleh petugas.
Selain itu, petugas Satpol PP juga melakukan pemeriksaan terhadap tempat tinggal kontrakan di sekitar lokasi untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan tempat tinggal untuk kegiatan prostitusi daring atau aktivitas ilegal lainnya.
Di Kecamatan Kemiri, Satpol PP menyegel dua tempat usaha hiburan berupa kafe dan karaoke yang beroperasi di Desa Kemiri dan Desa Rancalabu. Kedua tempat hiburan tersebut terbukti tidak memiliki izin operasional yang sah dan menyalahgunakan izin usaha.
Dari lokasi tersebut, petugas mengamankan dua wanita yang berada di area usaha tersebut. "Tempat-tempat hiburan ini tidak mengantongi izin resmi dan terbukti menyalahgunakan perizinan usahanya. Kami melakukan tindakan tegas berupa penyegelan tempat, pendataan pelaku, serta pemanggilan pemilik usaha untuk dimintai keterangan lebih lanjut," tegas Agus Suryana.
Seluruh individu yang diamankan dalam operasi tersebut langsung dibawa ke Kantor Satpol PP Kabupaten Tangerang untuk didata dan diberikan pembinaan. Dalam operasi tersebut, petugas juga menyita sejumlah barang bukti berupa alat kontrasepsi, minuman keras, serta dokumen-dokumen usaha yang mencurigakan.
Agus menambahkan, operasi ini mendapat dukungan penuh dari unsur TNI dan Polri, serta pendampingan awal dan edukasi kepada para wanita yang diamankan agar mereka tidak kembali terlibat dalam aktivitas asusila.
"Kami berupaya tidak hanya melakukan penindakan, tetapi juga pembinaan dan edukasi bagi mereka yang terlibat agar memiliki kesadaran untuk tidak mengulangi perbuatannya," jelas Agus.
Satpol PP Kabupaten Tangerang menegaskan bahwa operasi serupa akan terus dilakukan secara rutin dan menyeluruh di seluruh wilayah kabupaten. Ini adalah bentuk komitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan bermoral, dengan mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam melaporkan aktivitas yang mencurigakan.
Pemerintah Kabupaten Tangerang juga mengimbau kepada masyarakat untuk aktif melaporkan jika menemukan aktivitas yang melanggar norma di lingkungan mereka. Melalui langkah-langkah preventif dan represif ini, diharapkan tercipta kesadaran bersama dalam menjaga ketertiban serta mendorong para pelaku usaha untuk menaati ketentuan hukum yang berlaku demi kebaikan bersama. (Red)
Tangerang, lensafokus.id - Terlihat keberadaan papan reklame di Jalan Raya Cisoka tepatnya di depan Square Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang, memicu kecemasan bagi pengguna jalan. Papan reklame tersebut terlihat miring setelah terkena angin kencang, pada Sabtu Sore (14/06/2025) dan berpotensi roboh, sehingga membahayakan keselamatan pengguna jalan dan pengunjung.
Dudi, salah satu tukang Ojek yang biasa mangkal di perempatan Cisoka itu, mengungkapkan kekhawatirannya. "Kita berharap aparat yang punya kewenangan untuk segera menurunkan karena bisa membahayakan pengguna jalan," pintanya saat dikonfirmasi Lensa Fokus.
Sebagai warga yang setiap hari mencari nafkah berada di dekat dengan Reklame tersebut, Dudi menekankan pentingnya tindakan cepat untuk menghindari potensi kecelakaan. "Jangan sampai ada korban baru ada tindakan aparat, tentu harus segera di atensi karena kondisi mengkhawatirkan," tambahnya.
Diharapkan pihak berwenang dapat segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini dan memastikan keselamatan masyarakat. (Lingga)
Lebak, lensafokus.id - Proses seleksi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten kembali menuai kecaman keras setelah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara resmi mengembalikan berkas hasil seleksi kepada Panitia Seleksi (Pansel).
Alasan pengembalian tersebut mengejutkan: tidak dicantumkannya nilai dari sembilan dimensi Manajemen Talenta ASN yang menjadi indikator utama dalam sistem meritokrasi nasional.
Kejadian ini menguatkan dugaan bahwa seleksi Sekda di Banten cacat secara administrasi dan cacat secara moral.
Sembilan dimensi Manajemen Talenta ASN yang diatur dalam kebijakan nasional antara lain meliputi aspek kinerja, potensi kepemimpinan, kompetensi teknis, manajerial, sosial kultural, rekam jejak, integritas, motivasi ASN, dan kesiapan mobilitas. Keseluruhan aspek ini semestinya bersumber dari asesmen objektif Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan menjadi dasar pertimbangan utama dalam pemilihan pejabat tinggi pratama. Namun dalam dokumen yang diserahkan, aspek-aspek tersebut justru dihilangkan.
Sebagai gantinya, Pansel yang diketuai Deni Hermawan hanya mencantumkan dua penilaian subjektif: makalah dan wawancara. Praktik ini menimbulkan kecurigaan bahwa proses seleksi telah dikondisikan untuk menguntungkan pihak tertentu, khususnya Pelaksana Harian Sekda saat ini, Deden Apriandhi, yang disebut-sebut memiliki kedekatan dengan Gubernur Banten terpilih, Andra Soni.
Pengamat kebijakan publik Aditya menyebut bahwa penghilangan sembilan dimensi manajemen talenta bukan hanya pelanggaran administratif, tetapi juga pengkhianatan terhadap semangat reformasi birokrasi dan antikorupsi.
“Kita sedang menyaksikan keruntuhan meritokrasi ASN secara terang-terangan. Ini bukan hanya cacat administrasi, tapi cacat moral. Seleksi Sekda Banten mengabaikan sistem objektif yang selama ini dibangun untuk menjauhkan birokrasi dari praktek kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN),” kata Aditya, Sabtu (14/6/2025).
Aditya menyayangkan bahwa penghilangan nilai-nilai objektif dari BKN terjadi di tengah gembar-gembor semangat antikorupsi yang selama ini dikampanyekan oleh Gubernur Andra Soni.
“Ini ironi. Gubernur mengkampanyekan semangat antikorupsi dan anti titip-menitip. Tapi kenyataannya, justru seleksi pejabat setingkat Sekda — posisi tertinggi ASN di provinsi — malah diduga kuat dikondisikan. Anak sekolah saja tidak boleh dititipkan ke kepala sekolah atau dinas pendidikan. Masa jabatan strategis seperti Sekda justru sarat titipan? Ini sangat membahayakan,” tegasnya.
Ia menambahkan, apabila praktik seperti ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin menjadi cikal bakal korupsi birokrasi di Banten.
“Kalau seleksi Sekda saja sudah diduga dimanipulasi, maka bagaimana bisa kita percaya penempatan jabatan-jabatan lainnya akan berjalan bersih? Ini membuka pintu bagi sistem birokrasi yang transaksional dan memperbesar risiko korupsi di masa depan,” imbuhnya.
Lebih jauh, publik juga tidak diberi akses terhadap skor penilaian dari masing-masing peserta. Padahal dalam PermenPAN-RB Nomor 15 Tahun 2019, seluruh tahapan seleksi JPT harus transparan, objektif, dan dapat diakses publik. Namun hingga saat ini, tidak ada satu pun data asesmen 9 dimensi yang dipublikasikan oleh Pansel.
Sementara itu, pengembalian berkas oleh Kemendagri menjadi sinyal tegas bahwa proses seleksi yang tidak mematuhi sistem nasional tidak akan dilegitimasi. Meski demikian, Pemerintah Provinsi Banten belum memberikan pernyataan resmi terkait rencana perbaikan atau pengulangan proses seleksi.
Di sisi lain, desakan agar Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dan Ombudsman Republik Indonesia turun tangan semakin menguat. Banyak kalangan menilai perlu dilakukan investigasi menyeluruh terhadap proses seleksi Sekda Banten untuk memastikan tidak adanya intervensi politik maupun permainan kepentingan.
“Seleksi ini harus dibatalkan dan diulang dari awal dengan proses yang jujur, terbuka, dan sesuai dengan sistem merit,” tutup Aditya. (Cecep)