LEBAK, lensafokus.id - Pengelolaan dana desa di Desa Gunung Kendeng, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, kembali menjadi sorotan. Dugaan penyimpangan penggunaan anggaran, terutama untuk biaya operasional desa, memicu keresahan di kalangan warga setempat.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah alokasi dana desa tahun 2025 sebesar Rp 10.400.000 yang diperuntukkan bagi biaya operasional desa. Anggaran ini dinilai tidak memiliki kejelasan peruntukannya, sehingga menimbulkan pertanyaan besar di masyarakat.
Adnan alias Ewok, perwakilan dari Ormas Badak Banten Perjuangan, menyuarakan kekhawatiran tersebut. Ia menegaskan bahwa penggunaan dana desa harus transparan dan akuntabel. "Kami menyoroti pemerintahan Desa Gunung Kendeng terkait anggaran biaya operasional desa yang nilainya Rp10.400.000. Diduga tidak memiliki kejelasan peruntukannya," ujar Adnan.
Mewakili aspirasi warga, Adnan mendesak Inspektorat Kabupaten Lebak dan aparat penegak hukum (APH) untuk segera mengambil tindakan. "Kami Ormas Badak Banten Perjuangan dan selaku warga Kecamatan Gunung Kencana meminta Inspektorat dan aparat hukum segera menyelidiki dana desa yang tidak jelas penggunaannya," tegasnya.
Saat dikonfirmasi mengenai alokasi anggaran operasional desa tersebut, Karno, selaku Sekretaris Desa Gunung Kendeng, memilih untuk tidak memberikan tanggapan. Upaya konfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp tidak membuahkan hasil, menambah keraguan publik terhadap transparansi pengelolaan dana desa di wilayah tersebut. (Cecep)
Tangerang, lensafokus.id – Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid, melakukan pemantauan langsung kondisi Kali Cirarab yang melintasi kawasan Desa Kadu Jaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Kamis (14/8/25).
Dalam tinjauannya, Bupati Maesyal Rasyid menegaskan bahwa pemerintah daerah akan mengambil langkah terukur untuk menormalisasi Kali Cirarab secara menyeluruh sekaligus merumuskan langkah penanganan banjir di wilayah tersebut,
“Langkah pertama adalah melakukan normalisasi dari hulu sampai hilir Kali Cirarab, dimulai dari wilayah Curug hingga ke bagian hilir. Selanjut bersama pihak-pihak terkait kita akan merumuskan langkah penanganan selanjutnya," ungkap Bupati Maesyal Rasyid
Pihaknya juga akan mengundang dan berkoordinasi pihak pengembang untuk memaksimalkan kolam-kolam yang mereka miliki untuk mengurangi dampak banjir yang lubih luas
"Yang kedua, kami akan berkoordinasi dengan pihak PT Paramount untuk memaksimalkan fungsi kolam retensi yang mereka miliki untuk mengurangi dampak yang lebih luas” jelasnya
Menurutnya, penanganan banjir di wilayah Kadu Jaya tersebut tidak bisa ditangani secara sepihak. Kolaborasi dan sinergi dari pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat sangat dibutuhkan.
"Penanganan banjir ini tidak bisa sepihak, tapi memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak lintas sektor sehingga langkah yang diambil bisa memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi warga," tandasnya
Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat bisa bersama-sama aktif, bergotong royong menangani banjir dengan tidak membuang sampah pada tempatnya, mengaktifkan kembali gerakan-gerakan kebersihan di lingkungan masing-masing
"Kepada masyarakat saya menghimbau, aktif dan giatkan kembali gerakan-gerakan kebersihan lingkungan dan jangan buang sampah seenaknya," pungkasnya. (Red)
TANGERANG, lensafokus.id - Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid bersama Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tangerang Ade Baijuri meluncurkan program “Kemenag Berdampak” di Gedung Serba Guna (GSG) Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang, Kamis (14/8/25).
Dalam sambutannya, Bupati Tangerang mengapresiasi program inovatif Kementerian Agama Kabupaten Tangerang yang tidak hanya berfokus pada kegiatan keagamaan semata, tetapi juga menyentuh aspek pendidikan, pemerintahan, dan sosial kemasyarakatan.
“Program yang dirumuskan oleh Kementerian Agama ini bukan sebatas urusan keagamaan secara umum, tetapi juga dari sisi pendidikan dan kontribusi terhadap tugas-tugas pemerintahan. Kolaborasi ini penting agar urusan pemerintahan dan keagamaan dapat berjalan bersama demi kepentingan umat di Kabupaten Tangerang,” ungkap Bupati Maesyal.
Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada Kemenag Kabupaten Tangerang atas program “SIBELAKU” (Siswa Madrasah Belajar Kitab Kuning) yang diharapkan menjadi modal dasar umat Islam untuk melestarikan ajaran Nabi Muhammad SAW serta membentuk generasi berakhlak mulia.
“Semoga program 'Kemenag Berdampak' ini membawa manfaat luas, mempererat hubungan emosional antara Kementerian Agama, pemerintah daerah, dan masyarakat, serta mewujudkan Kabupaten Tangerang Gemilang, Indonesia Maju,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tangerang, Ade Baijuri, menjelaskan bahwa “Kemenag Berdampak” merupakan wujud implementasi Hasta Prasetya Kementerian Agama RI. Program ini mencakup: SIBELAKUNING (Siswa Madrasah Belajar Kitab Kuning), Gerakan Ibadah Umat bagi Siswa, Ekoteologi Pondok Pesantren, Sosialisasi Kurikulum Cinta kepada Allah, Rasulullah, dan sesama dan kelima Pemberian 1.000 Bendera Merah Putih dalam rangka HUT RI sebagai bentuk cinta tanah air.
Program ini juga merupakan upaya memperkuat kerukunan umat beragama, mencintai lingkungan, dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan madrasah di Kabupaten Tangerang," ungkapnya.
Pihaknya pun memgucapkan terima kasih kepada Bupati dan Wakil Bupati beserta seluruh perangkatnya yang terus mendukung dan berkolaborasi dengan Kemenag dalam setiap pelaksanaan program yang dilaksanakan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bupati, Wakil Bupati Tangerang beserta seluruh perangkatnya yang selalu memberikan dukungan penuh. Kolaborasi dengan pemerintah daerah, ulama, akademisi, dan berbagai pihak membuat program ini dapat berjalan optimal,” ujarnya. (Red)
Tangerang, lensafokus.id – Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid, menerima kunjungan kerja Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, dalam rangka Program Penanggulangan Kusta di Kabupaten Tangerang. Acara digelar di Gedung Serba Guna Desa Kadu, Kecamatan Curug, pada Kamis (14/8/25).
Dalam sambutannya, Bupati Tangerang menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wamenkes beserta rombongan dan menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya dalam hal penanganan dan penanggulangan penyakit kusta.
“Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Tangerang, kami mengucapkan selamat datang kepada Bapak Wakil Menteri Kesehatan. Kabupaten Tangerang memiliki 29 kecamatan, 246 desa, dan 28 kelurahan, dengan jumlah penduduk lebih dari 3,4 juta jiwa. Dari data yang ada, terdapat 143 kasus kusta yang tersebar di seluruh kecamatan, dan kami siap menjalankan program pencegahan dan penanggulangan sesuai arahan pemerintah pusat,” ujar Bupati.
Bupati juga mengusulkan beberapa langkah strategis, antara lain pemberian obat atau vaksin pencegahan kepada keluarga penderita kusta dengan radius tertentu, pengelompokan wilayah prioritas khususnya di 10 kecamatan wilayah Pantura, serta opsi pemberian pencegahan secara luas kepada seluruh masyarakat.
"Kami telah merumuskan beberapa langkah strategis dan siap bersinergi dengan pemerintah pusat untuk menyukseskan program eliminasi penyakit kusta menuju Indonesia bebas kusta 2030," pungkasnya
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, menyampaikan bahwa penyakit kusta harus dieliminasi secara total di Indonesia. Dari hasil pertemuan nasional sebelumnya, Kabupaten Tangerang ditetapkan sebagai salah satu dari enam daerah percontohan eliminasi kusta di Indonesia.
“Target kita, 111 kabupaten/kota di Indonesia bebas kusta pada tahun 2030. Kuncinya harus ada komitmen bersama, regulasi daerah, penemuan kasus baru, pengobatan kontak erat, dan penghapusan stigma di masyarakat,” jelas Wamenkes.
Pihaknya juga mengapresiasi langkah Kabupaten Tangerang yang sudah memiliki regulasi daerah untuk program eliminasi kusta serta mencanangkan tiga zero yaitu Zero Kasus Baru, Zero Disabilitas, dan Zero Diskriminasi.
"Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Tangerang. Sudah mencanangkan tiga zero: zero kasus baru, disabilitas dan zero diskriminasi," ungkapnya
Sebagai bentuk dukungan, Kementerian Kesehatan RI juga memberikan insentif khusus kepada Puskesmas yang berhasil menemukan kasus kusta terbanyak, yaitu sebesar Rp. 50 juta untuk peringkat pertama, Rp. 25 juta untuk kedua, dan Rp. 15 juta untuk ketiga. (Red)
Tangerang, lensafokus.id - Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah, melakukan silaturahmi ke kediaman Djirin Samlawai, seorang pejuang veteran, di Kampung Bebulak, Desa Margamulya, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, pada Rabu (14/8/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengenang jasa para pejuang kemerdekaan dan meningkatkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Indra Waspada menyampaikan rasa hormat dan takzimnya kepada para pejuang kemerdekaan, khususnya kepada Djirin Samlawai. Ia juga menekankan pentingnya mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Indra Waspada berharap bahwa kegiatan silaturahmi ini dapat meningkatkan semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air di kalangan masyarakat. Ia juga mengajak semua kalangan untuk senantiasa menghormati jasa para pejuang, baik yang masih hidup maupun yang telah gugur.
"Jasa para pejuang kemerdekaan sungguh besar, tanpa jerih payah dan darah para pejuang, kita mungkin tidak akan menikmati suasana kemerdekaan seperti saat ini," kata Indra Waspada. Kegiatan silaturahmi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk terus mengenang dan menghormati jasa para pahlawan.
Dalam kegiatan silaturahmi ini, Indra Waspada didampingi oleh Ketua Cabang Bhayangkari Kota Tangerang, Ny. Putri Indra Waspada. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen dan kepedulian Polri terhadap para pejuang veteran dan masyarakat. (Lingga)
TANGERang, lensafokus.id - Ratusan jurnalis dan anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari berbagai organisasi di Tangerang Raya kembali menggelar aksi unjuk rasa, kali ini di depan Kantor Wali Kota Tangerang, Rabu (13/8/2025). Aksi damai ini merupakan kelanjutan dari protes sebelumnya dan dipicu oleh kekecewaan mereka terhadap kinerja Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang yang dinilai buruk dan tidak transparan dalam penegakan Peraturan Daerah (Perda).
Aksi yang dihadiri sekitar 175 orang ini dipimpin oleh beberapa tokoh, termasuk Samsul (Koordinator Aksi dan Pimpinan Redaksi Media Antar Waktu), Frenky (Pimpinan Redaksi Metro Kita), Romo (LSM Geram), dan Samsul Bahri (Ketua Gabungan Wartawan Indonesia/GWI).
Pada awalnya, para jurnalis dan LSM mendatangi Kantor Satpol PP Kota Tangerang, namun setelah berjam-jam berorasi, tidak ada tanggapan dari Kepala Satpol PP maupun Kepala Bidang Penegakan Hukum Daerah (Kabid Gakumda). Merasa kecewa dan tidak didengarkan, massa pun beralih menuju Kantor Wali Kota Tangerang untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung.
"Ini bukan hanya masalah personal, tetapi kegagalan lembaga dalam memberikan pelayanan yang transparan kepada masyarakat, Satpol PP seharusnya melayani, bukan malah mempersempit ruang gerak kami sebagai jurnalis." Tegas Samsul di hadapan massa.

Tiba di Kantor Wali Kota sekitar pukul 12.00 WIB, massa melanjutkan orasi mereka hingga pukul 13.20 WIB. Karena tak kunjung mendapat respons, kekecewaan memuncak. Massa akhirnya mendorong gerbang dan menerobos masuk hingga ke area lobi kantor. Di sana, mereka dengan lantang menuntut pemberhentian Kasatpol PP dan Kabid Gakumda yang dianggap mengabaikan Perda dan tidak bersikap transparan.
Sekitar pukul 14.20 WIB, perwakilan pengunjuk rasa akhirnya diterima oleh Asisten Daerah (Asda) 1, Deny Koswara, dan Humas Wali Kota. Dalam pertemuan tersebut, para demonstran menyampaikan enam tuntutan utama, antara lain:
* Mencopot Kasatpol PP, Kabid Gakumda, dan Kasi Gakumda karena dianggap lamban, tidak tegas, dan diduga terlibat 'permainan' dalam penegakan hukum.
* Menindak tegas pelaku usaha yang mendirikan bangunan tanpa izin resmi.
* Memberikan kepastian dan transparansi dalam setiap pengaduan masyarakat.
* Menegakkan Perda secara profesional dan sesuai kewenangan.
* Mengembalikan tugas pokok Satpol PP sebagai penyelenggara ketertiban umum dan pelindung masyarakat.
* Meminta keterbukaan atas dugaan adanya oknum petugas yang tidak netral.
Aksi ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan, setelah unjuk rasa serupa pada 3 Juli 2025 di halaman Kantor Satpol PP. Menurut Romo, Ketua LSM Geram, Satpol PP seharusnya menjadi garda terdepan dalam penegakan Perda, bukan hanya menjadi "penonton".
"Faktanya di lapangan menunjukkan adanya pembiaran terhadap aduan masyarakat. Hukum seolah hanya berlaku untuk kaum lemah, sementara pelanggaran dari pihak yang berkepentingan justru dibiarkan," kata Romo.
Ia menambahkan bahwa jika pejabat terkait tidak dicopot, hal ini akan terus menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.
Sementara itu, Coki, S.H. dari GWI menegaskan pentingnya perlindungan terhadap jurnalis sebagai kontrol sosial dan LSM sebagai pengawas keadilan.
"Saat kami demo, Kasatpol PP menghilang, tidak punya nyali, Kami berharap Satpol PP bertanggung jawab atas kebobrokan kinerja dan pelayanan yang amburadul. Jangan diam dan membisu, ingat, kami dari media dan LSM selalu mengontrol kinerja Anda." Ujar Coki. (Sumarna)