Tangerang, lensafokus.id — Dalam rangka memperkuat sinergi antara pelaku ekonomi kreatif dan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), rombongan anggota Ekonomi Kreatif dan UMKM melakukan kunjungan silaturahmi ke kediaman pengusaha senior dan tokoh inspiratif Sudirman Indra, yang akrab disapa Bos Acin, pada Jumat (7/11/2025).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Umum PTK Indonesia, Yordanus, bersama jajaran pengurus. Kunjungan ini bertujuan menjajaki peluang kolaborasi strategis dalam pengembangan UMKM berbasis inovasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PTK Indonesia, Yordanus, menyampaikan apresiasi atas kiprah panjang Sudirman Indra dalam membina dan mengembangkan UMKM di wilayah Tangerang. Ia menilai bahwa pengalaman Sudirman bisa menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya di Indonesia.
“Kami berharap pengalaman serta jejak UMKM yang telah lama dijalankan oleh Bapak Sudirman dapat diintegrasikan sebagai mitra kerja efektif bagi PTK Indonesia. Sinergi ini penting agar pengembangan UMKM tidak hanya fokus pada peningkatan ekonomi, tetapi juga berkelanjutan dari sisi lingkungan dan sosial,” ujar Yordanus.

Selain membahas kemitraan, dalam kesempatan tersebut Sudirman Indra juga memperkenalkan inovasi sederhana namun berdampak besar, yaitu konsep Bank Air. Inovasi ini merupakan sistem penyimpanan air hujan dengan metode injeksi langsung ke dalam tanah, guna memperkaya cadangan air tanah dan mencegah kekeringan di musim kemarau.
“Bank air ini prinsipnya sederhana tapi sangat bermanfaat. Setiap kali hujan, air kita tabung dalam tanah sebanyak 5 kubik per kali. Kalau dalam setahun ada 100 kali hujan, berarti kita sudah punya tabungan 500 kubik air. Saat kemarau, air itu bisa disedot kembali menggunakan pompa,” jelas Sudirman, sambil memperlihatkan contoh sistem injeksi di pekarangan rumahnya.
Ia juga menyoroti fakta bahwa di Indonesia, sebagian besar air hujan masih belum termanfaatkan secara optimal.
“Sekitar 70 persen air hujan di Indonesia dibuang ke laut. Sementara di Timur Tengah, mereka justru mengangkat air laut ke darat untuk dijadikan air minum dan pertanian. Ini ironis, padahal kita punya curah hujan melimpah,” tambahnya. (Asp)