Lebak, lensafokus.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menegaskan bahwa program penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Rangkasbitung bukan semata-mata soal pemindahan lokasi, melainkan langkah strategis untuk memperindah wajah kota sekaligus meningkatkan kesejahteraan para pedagang.
Penegasan tersebut disampaikan Asisten Daerah (Asda) II Bidang Ekonomi Pemkab Lebak, Azis Suhendi, dalam Forum Konsultasi Publik Penataan PKL di ruas Sunan Kalijaga dan Jalan Tirtayasa Rangkasbitung, yang digelar di Aula Multatuli, Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, Selasa (11/11/2025).
Menurut Azis, keberhasilan penataan PKL memerlukan kolaborasi lintas sektor, bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah semata.
“Program ini tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah daerah saja, tapi perlu kolaborasi semua unsur,” ujar Azis di hadapan lebih dari 155 media dan 213 lembaga yang hadir dalam forum tersebut.

Ia menambahkan, hingga kini Pemkab Lebak telah menggelar lebih dari 15 kali sosialisasi dan dialog publik untuk menyamakan persepsi antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat.
“Menempatkan pedagang bukan sekadar objek pemindahan, tapi subjek pembangunan. Kami ingin pedagang bisa naik kelas,” tegasnya.
Azis menjelaskan, penataan PKL ini merupakan bagian dari upaya mempercantik kota Rangkasbitung yang menjadi etalase Kabupaten Lebak, sekaligus merespons kondisi Pasar Rangkasbitung yang saat ini telah overload.
Selain itu, faktor meningkatnya aktivitas transportasi juga menjadi alasan mendesak dilakukannya penataan.
“Kami mendapat informasi bahwa Stasiun Rangkasbitung akan dioperasikan penuh pada Desember nanti, dengan kapasitas penumpang mencapai 85.000 orang per hari. Karena itu, penataan kota ini menjadi sangat mendesak,” ungkapnya.
Untuk memastikan kesejahteraan pedagang tetap terjaga, Pemkab Lebak menyiapkan sejumlah fasilitas di pasar semi modern 24 jam bagi pedagang yang direlokasi. Di antaranya meja dagang gratis, serta pembebasan sewa dan retribusi selama tahun pertama.
“Kami ingin memberi solusi, bukan hanya memindahkan. Sambil berjalan, kita perbaiki dan benahi bersama,” kata Azis.
Forum konsultasi publik tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber dari unsur hukum dan keamanan, seperti Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Lebak Irfano, Kabag Ops Polres Lebak, dan Pasi Ops Kodim 0603 Lebak, yang membahas aspek hukum serta sinergi keamanan dalam proses penataan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disperindag) Kabupaten Lebak, Orok Sukmana, dalam kesempatan yang sama menampilkan video dokumentasi penataan kota sebagai bentuk transparansi dan edukasi publik.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi terkait penataan PKL di Kota Rangkasbitung,” ujarnya.
Menutup forum, Azis kembali menegaskan bahwa tujuan utama pemerintah daerah adalah menyejahterakan pedagang sekaligus memperindah wajah Rangkasbitung sebagai pusat aktivitas ekonomi dan transportasi.
“Pemda punya niat baik, dan harus dilakukan dengan cara yang baik pula,” pungkasnya. (Cecep)
Bogor, lensafokus.id - Baru-baru ini di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Jawa Barat), teridentifikasi 411 lubang penambangan emas tanpa izin (PETI) yang tersebar di tujuh lokasi konservasi. Temuan ini menjadi peringatan penting mengenai kerusakan lingkungan, potensi bencana ekologis seperti longsor atau banjir, serta urgensi pengelolaan secara berkelanjutan.
Dalam konteks transisi Indonesia menuju ekonomi hijau, dua paradigma industri kini saling berseberangan: industri ekstraktif yang menguras sumber daya, dan industri generatif yang justru memulihkan serta menumbuhkan kehidupan dari alam yang sama.
Kasus 411 lubang PETI di Taman Nasional Gunung Halimun Salak menjadi alarm bahwa pendekatan eksploitasi tanpa batas hanya meninggalkan kerusakan. Alam seharusnya dipandang bukan sebagai komoditas, melainkan sebagai mitra dalam menciptakan masa depan yang lestari.
Langkah ini sejalan dengan visi yang diusung Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq sejak awal masa jabatannya, yaitu mendorong ekonomi hijau dan biru dengan mengoptimalkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Untuk mewujudkan visi pemerintahan ini, terdapat beberapa misi utama yang diusung, yaitu antara lain mendorong ekonomi hijau dan biru dengan mengoptimalkan sumber daya alam secara berkelanjutan, memperkuat kemandirian dan kedaulatan negara, serta melindungi sumber daya alam dan lingkungan hidup,” ujar Hanif Faisol.
Di Megamendung, Kabupaten Bogor, kisah panjang mengenai lahan negara yang sempat dikuasai secara ilegal kini berubah menjadi cerita pemulihan dan harapan. Melalui hadirnya EIGER Adventure Land, kawasan ini bertransformasi dari titik konflik agraria menjadi contoh nyata ekowisata berkelanjutan yang memberi manfaat bagi alam, masyarakat, dan ekonomi lokal.
“Dampaknya ada dua. Pertama, penggundulan kebun teh dan hutan yang dikuasai PT Perkebunan Nusantara I Regional II. Kedua, muncul sengketa lahan, padahal tanah itu milik negara. Dua persoalan ini berlangsung cukup lama,” tutur Camat Megamendung, Ridwan.
Sebagai putra daerah, Ridwan masih mengingat masa pasca-Reformasi 1998 ketika penyerobotan lahan negara marak terjadi. Saat itu, pemerintah pusat dan daerah dibuat kewalahan, lahan rusak, dan ekonomi warga stagnan. Namun dua dekade kemudian, wajah Megamendung mulai berubah seiring hadirnya investasi yang berpihak pada lingkungan dan masyarakat. “Sejak saya menjabat camat pada 2023, tidak ada lagi laporan sengketa tanah. Ini dampak positif dari masuknya investasi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa EIGER Adventure Land membawa empat manfaat utama: tanah negara yang dulu diserobot kini kembali, reboisasi kawasan gundul, kontribusi investor kepada negara, dan warga memperoleh pekerjaan. “Yang paling penting, mereka peduli terhadap lingkungan hidup. Contohnya, Sungai Cisukabirus diwilayah ini tidak pernah banjir meski ada pembangunan,” tambahnya.
Komitmen EIGER Adventure Land terhadap lingkungan terlihat nyata dari berbagai langkah pemulihan yang dilakukan sejak tahap pembangunan yang dilakukan pada tahun 2021. Hingga kini, EIGER Adventure Land telah menanam lebih dari 100.000 pohon dan perdu, lebih dari 8 juta tanaman semak dan penutup tanah di kawasan PTPN. Upaya ini diperkuat dengan pendataan keanekaragaman hayati, serta pengendalian air limpasan (run-off) melalui pembangunan 5 kolam retensi dan 205 sumur resapan, guna memastikan keberlanjutan lingkungan dalam jangka panjang.

Pola investasi EIGER Adventure Land juga sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto tentang hilirisasi dan penyerapan tenaga kerja. “Hilirisasi investasi di sini salah satunya melalui penyerapan tenaga kerja warga sekitar. Itu membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan,” ujar Ridwan.
Atang (70), warga Sukagalih, Megamendung yang sejak 2019 bekerja sebagai gardener di kawasan ekowisata EIGER Adventure Land menjadi saksi perubahan lahan tandus menjadi hijau kembali. “Saya diajari cara menanam dan merawat tanaman yang cocok di sini. Kami diajarkan pentingnya menjaga alam. Pohon yang saya tanam tiga tahun lalu sekarang sudah besar,” ungkap Atang.
Hingga kini, EIGER Adventure Land telah melibatkan lebih dari 500 tenaga kerja, termasuk sekitar 300 warga lokal, dan akan menyerap lebih dari 1.200 orang saat beroperasi penuh. Selain membuka lapangan kerja, kehadiran EIGER Adventure Land juga menggerakkan roda ekonomi melalui dukungan terhadap UMKM lokal, peningkatan penerimaan pajak dan PNBP, serta kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjaga keseimbangan sosial dan ekologis.
Siti Amanah, Dosen Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University yang juga Ketua Forum Rural Advisory Services for Southeast Asia (RASSEA) menyampaikan bahwa EIGER Adventure Land merupakan contoh nyata kolaborasi multipihak yang menyatukan pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, media, dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, model kolaborasi berbasis kepercayaan (trust) dan tanggung jawab bersama inilah yang membuat ekowisata berkelanjutan relevan sebagai solusi membangun negeri; “Sarana transformasi sosial, ekonomi, dan ekologis yang mampu bermetamorfosis dari kawasan penuh konflik menjadi ruang pembelajaran, konservasi, dan kesejahteraan bersama,” ujarnya.
Kehadiran investasi hijau di Megamendung bukan hanya memulihkan ekonomi lokal, tetapi juga sejalan dengan visi besar Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Pemerintah menegaskan bahwa ekonomi hijau harus berjalan bersama pemberdayaan masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan, dan tata kelola yang berkelanjutan. Transformasi ini menunjukkan bahwa pembangunan dapat maju tanpa mengorbankan alam, sekaligus menjadi contoh bagaimana pertumbuhan dan keberlanjutan dapat berjalan selaras. (Zulfi Kusuma)
Tangerang, lensafokus.id - Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid yang didampingi Wakil Bupati Tangerang, Intan Nurul Hikmah secara resmi membuka acara pelatihan kemitraan yang merupakan kerjasama antara Dekranasda Kab. Tangerang dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskum) di Fame Hotel Gading Serpong, Selasa (11/11/25).
Dalam sambutannya, Bupati Maesyal Rasyid mengatakan sangat mendukung kolaborasi antara Dekranasda bersama Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kab. Tangerang yang terus melakukan berbagai upaya dan terobosan dalam rangka memperkuat peran UMKM sehingga dapat memberikan kontribusi dalam menopang perekonomian daerah.
“Di tahun 2024, UMKM ada 61.000 di Kabupaten Tangerang, setelah 8 bulan sudah mencapai 72.000. Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Dekranasda, Dinas Koperasi dan seluruh pelaku usaha yang telah memberikan kontribusi terhadap roda perekonomian di Kabupaten Tangerang,” ujar Bupati Maesyal Rasyid.
Selanjutnya, Pemkab Tangerang melalui Diskum, Disperindag dan perangkat daerah terkait lainnya terus melakukan pendampingan, pelatihan dan sosialisasi untuk meningkatkan kompetensi para pelaku UMKM di Kab. tangerang.
“Bapak-bapak, ibu-ibu di sini dilatih dalam rangka menambah kompetensi, menambah wawasan, menambah semangat. Jadi kalau, bapak, ibu semangat, kami juga akan lebih semangat dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap pelaku UMKM, terhadap pengrajin-pengrajin yang ada di Kabupaten Tangerang,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Wabup Intan mengatakan bahwa kemitraan merupakan salah satu faktor penting dan utama yang menentukan tumbuh kembang dan peningkatan kompetensi para pelaku UMKM di Kabupaten Tangerang.
“Kemitraan ini merupakan salah satu faktor penting bagi peningkatan kompetensi para pelaku UMKM. Dengan adanya kemitraan ini, para pelaku UMKM kita, bisa terbantu banyak, baik dari sisi peningkatan kapasitas dan kualitas produk yang dihasilkan maupun perluasan pasar dan bantuan lunak lainnya yang mereka butuhkan,” jelas Wabup Intan
Sementara itu, Kadis Koperasi dan Usaha Mikro (Diskum)yang membacakan Berbagai Ketua Dekranasda Kab. Tangerang, Anna Ratna Maemunah mengatakan bahwa kegiatan pelatihan yang mengambil tema Stratergi Kemitraan tersebut bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan sinergi antara pelaku usaha kreatif dengan berbagai pihak, khususnya pemerintah dan Dekranasda.
“Kegiatan yang diikuti oleh para pelaku usaha kreatif UMKM binaan Dekranasda ini bertujuan untuk memperkuat jaringan kerjasama dan membangun ekosistem ekonomi kreatif yang berdaya saing serta berkelanjutan, serta meningkatkan wawasan dan kapasitas pelaku usaha kreatif mengenai pentingnya strategi kemitraan,” kata Anna.
Pihaknya berharap melalui kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi peningkatan kapasitas dan kesejahteraan para pelaku UMKM di Kabupaten Tangerang. (Red)
Kota Tangerang, lensafokus.id — Karang Taruna Kecamatan Karawaci resmi memiliki ketua baru. Moch Holilluroman dilantik sebagai Ketua Karang Taruna Kecamatan Karawaci masa bakti 2025–2030 dalam acara pelantikan dan pengukuhan yang digelar di Gedung Tangerang Convention Center (TCC) Cimone, Senin (10/11/2025).
Pelantikan juga diikuti oleh para pengurus Karang Taruna di tingkat kelurahan se-Kecamatan Karawaci. Acara berlangsung khidmat dan dihadiri oleh Camat Karawaci Dr. H. Achmad Zuldin, S.Ag., M.Si., yang sekaligus melantik para pengurus dengan pembacaan ikrar janji.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kadinsos Kota Tangerang H. Mulyani selaku pembina Karang Taruna Kota Tangerang, Kabid Dinsos Moch Taher, Kapolsek Karawaci yang diwakili oleh AKP Sugito, S.H., serta Danramil Karawaci yang diwakili Bapak Supratman. Seluruh lurah dari 16 kelurahan di Kecamatan Karawaci juga turut menyaksikan prosesi pelantikan tersebut.
Dalam sambutannya, Moch Holilluroman mengajak seluruh jajaran pengurus untuk menjaga kekompakan dan bekerja dengan penuh tanggung jawab.
“Saya berharap teman-teman pengurus dapat bekerja sama, menjaga kekompakan, dan menjalankan tugas sesuai fungsinya. Mari berkolaborasi dengan pihak kecamatan agar Karang Taruna Karawaci bisa terus berkembang dan diterima masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kota Tangerang Aditya Pratama dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara Karang Taruna dengan pemerintah daerah.
“Kami berharap seluruh jajaran pengurus Karang Taruna Karawaci dapat berkolaborasi dengan kecamatan dan pemerintah kota. Utamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi,” tegas Aditya.
Aditya juga menyampaikan bahwa Karang Taruna Kota Tangerang telah menjalin kerja sama dengan sejumlah universitas di Kota Tangerang.
“Jika ada anggota Karang Taruna yang ingin melanjutkan kuliah, kami siap memberikan rekomendasi agar bisa mendapat potongan biaya kuliah dari universitas mitra. Selain itu, kami juga telah bekerja sama dengan Dispora dan Dinas Indagkop untuk membuka pelatihan UMKM bagi anggota Karang Taruna,” tambahnya.
Momen pelantikan ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November, yang turut menjadi refleksi bagi para pengurus baru.
“Mari kita selalu mengingat jasa para pahlawan — baik pahlawan bangsa, pahlawan Provinsi Banten, maupun para pendiri Kota Tangerang. Semoga semangat perjuangan mereka menjadi inspirasi agar Karang Taruna terus berkontribusi bagi masyarakat,” tutup Aditya. (Sumarna)