15 Tahun Lagi, Penduduk Usia Produktif Tangerang Meledak

15 Tahun Lagi, Penduduk Usia Produktif Tangerang Meledak Foto : Mad Sutisna/Lensa Fokus

TANGERANG - Pemerintah Kabupaten Tangerang diimbau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Banten untuk mengantisipasi ledakan penduduk. Pasalnya, dari 3,58 juta jiwa penduduk Kabupaten Tangerang berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statisitik pada tahun 2017, sebagian besar adalah balita dan anak-anak.

Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan pada Perwakilan BKKBN Banten Iswandi mengatakan berdasarkan komposisi usia, penduduk Kabupaten Tangerang paling banyak berumur 0-4 tahun, yaitu 359,8 ribu jiwa, kemudian usia 5-9 tahun, sebesar 346,1 ribu jiwa.

"Berdasarkan komposisi itu, Kabupaten Tangerang sekitar 15 tahun lagi akan mengalami bonus demografi, dimana penduduk usia produktif lebih banyak," ungkapnya dihadapan ratusan peserta Sosialisasi Pengendalian Penduduk di halaman Kantor Kecamatan Sepatan, Senin (3/12/2018).

Berdasarkan angka tersebut juga, lanjut Iswandi, Pemerintah Kabupaten Tangerang saat ini harus mempersiapkan calon generasi penerus tersebut agar menjadi generasi yang berkulitas dengan terpenuhinya kebutuhan layanan publik.

"Balita dan anak-anak adalah penduduk tidak produktif, karena masih mengalami ketergantungan pada penduduk usia produktif. Mereka harus benar-benar dipersiapkan agar menjadi penduduk yang berkualitas," tambahnya.

Ia menekankan, pada aspek layanan pendidikan, anak-anak tersebut harus mendapatkan pendidikan, demikian pun dengan layanan kesehatan. Dua hal itu, kata Iswandi, menjadi urusan wajib pemerintah daerah, sehingga pemenuhannya tidak bisa diabaikan.

"Kita harus pastikan bahwa penduduk usia balita dan anak ini benar-benar terpenuhi haknya, hak sebagai anak," imbuhnya.

Sementara, seiring dengan berjalannya waktu, pada kurun waktu sekitar 15 tahun ke depan, penduduk usia balita dan anak saat ini akan masuk pasar kerja. Sehingga, kebutuhan lapangan kerja akan meningkat. Hal ini juga yang ditegaskan Iswandi perlu diantisipasi, karena jika mereka tidak terserap oleh lapangan kerja, maka akan muncul dampak secara sosial dan ekonomi.

"Kenapa kita harus persiapkan mereka menjadi generasi yang handal, karena biar bisa berkompetisi saat masuk usia produktif. Jika tidak, mereka akan menjadi beban. Agar tidak menjadi beban, mereka perlu dibekali keterampilan dan pengetahuan, serta dipersiapkan juga lapangan kerja," bebernya.

Sementara, pada aspek pengendalian penduduk, Iswandi menekankan pada tiga faktor, yaitu keikutsertaan penduduk menjadi peserta KB, usia menikah yang ideal bagi penduduk berusia muda serta pelayanan bagi penduduk usia lansia.

"Salah satu pemicu laju pertumbuhan penduduk karena faktor kelahiran, makanya program KB berusaha mengendalikan, misalnya usia menikah ideal untuk perempuan adalah 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Jika tidak dikendalikan, penduduk kita akan terus bertambah," tandasnya.

Sementara itu, Camat Sepatan Tedy Muryanto mengatakan, pertambahan penduduk di wilayahnya, selain faktor kelahiran juga karena adanya migrasi penduduk.

"Sekarang di Sepatan banyak perumahan, dibangun tentunya untuk penduduk pendatang. Ini salah satu faktor kenapa jumlah penduduk terus bertambah," ucapnya.

Besarnya jumlah penduduk, kata dia, segaris dengan kebutuhan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah, diantaranya layanan pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja.

"Kalau usia sekolah, kita harus sediakan sarana pendidikan, demikian juga dengan kesehatan. Sementara, setelah masuk usia kerja, mereka juga butuh lapangan kerja," tambahnya.

Ia pun mengimbau penduduk di Sepatan untuk aktif mengikuti program KB, karena menurutnya, KB dapat menahan laju pertumbuhan penduduk.

"Dulu saat periode Orde Baru, program KB sangat berhasil. Sekarang harus digalakkan lagi. Saya minta semua ikut program KB," tandasnya.

Rate this item
(0 votes)
Go to top