Destinasi Wisata di Lebak Selatan, Tak Ada Pengunjung Sejak Pandemi Covid-19

Foto : Wisata Pantai di Kabupaten Lebak, Banten Selatan Terlihat Sepi Pengunjung Sejak Pandemi Covid-19 Foto : Wisata Pantai di Kabupaten Lebak, Banten Selatan Terlihat Sepi Pengunjung Sejak Pandemi Covid-19

Banten Selatan, lensafokus.id :-- Panorama alam di sepanjang pantai Kabupaten Lebak, Banten Selatan, begitu indah. Kabupaten Lebak, yang mencoba bertekad menjadi destinasi wisata unggulan di kancah nasional di tahun 2020 ini, nampaknya harus mengambil langkah kembali di tahun 2021 mendatang. Pandemi covid-19, dirasakan cukup mendera pengembangan sektor pariwisata ini. Destinasi wisata bahari yang indah itupun bak “syurga” tanpa penghuni. Sepi dan nyaris tak ada “denyut kehidupan” di sepanjang  kawasan wisata di Banten Selatan. 

Nampaknya, itu kalimat yang pas untuk menyatakan  kondisi daerah wisata  saat ini, sebagai dampak  pandemi Covid-19. Sejumlah destinasi wisata  bahari dari sejak Bagedur – Sawarna hingga Cisolok, Sukabumi, sepi dari  pengunjung.

Menurut, Erwin Komara, tokoh penggerak wisata di Banten Selatan, mengatakan,  sejak terjadinya pandemi  Covid-19 pengelola wisata  dan pelaku usaha di bidang pariwisata merasa sangat  terpukul. Kehidupan dunia pariwisata, di semua destinasi, sepi. Tapi, untuk destinasi wisata di daerah lain, seperti Sukabumi, Jabar, tetap ramai dengan pengunjung.

IMG 20201108 WA0010 compress24

“Sepinya pengunjung  di daerah destinasi wisata, merupakan bukti kepatuhan para wisatawan  dan masyarakat  untuk  membatasi kegiatan di luar rumah.  Tapi dampaknya cukup dirasakan, terutama perekonomian masyarakat yang semakin menurun.  Pemerintah Kabupaten Lebak memberlakukan PSBB yang berakhir hingga 19 November 2020 mendatang. Semoga pandemi Covid-19, segera berakhir”,.” kata Erwin Komara, di Sawarna, Minggu (8/11/2020).

Di pantai Sawarna, pada  hari libur, biasanya  selalu ramai pengunjung. Tapi, hari  ini kondisinya begitu sepi.  Tak ada yang berkunjung.  Warung penjaja makanan di Tanjakan bukit Cariang,  banyak yang tutup. Tanjakan  Cariang, merupakan area istirahat bagi pengunjung dari dan menuju destinasi  Sawarna – Pulo Manuk.

Dari atas bukit Cariang, yang konon tempat para “dangiang“ ini, pengunjung bisa memandang ke laut lepas. Dari bukit ini hamparan pasir putih pantai sawarna dengan ombaknya yang putih semurni kasih berkejaran nampak begitu jelas dapat terlihat dari bukit ini. Nun jauh di sana, karang tegar bernama Tanjung Layar, nampak berdiri kokoh.

IMG 20201108 WA0009 compress6

Menurut Erwin, sedianya para pelaku pariwisata di tahun 2020 ini akan banyak kegiatan yang dilaksanakan untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Dan memang, sudah saatnya  kawasan wisata di Banten Selatan bangkit sebagaimana amanat leluhur Banten Kidul.

Para sesepuh tempo dulu, tak sembarangan dalam memberikan nama. Setiap nama pasti mengandung hikmah dan makna. Begitupun dengan nama Desa Sawarna, sebagaimana tersirat dalam Pitutur Babad Pakidulan dina carita Ngaguar Banten Kidul melalui Wangsit sawarna.

Dalam babad pakidulan itu  disebut; bahwa Desa Sawarna, kelak dimasa mendatang bakal kasohor kamana-mana (terkenal ke mancanagara). Ini ditandai dengan dibukanya  goa lawang saketeng, tempat bersemedi Raden Kiansantang, anak dari Sang Pemanah Rasa, Eyang Prabu Siliwangi. –(dimas/vina)

Rate this item
(0 votes)
Go to top